Kutipan dari ketiga ahli tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa strategi dan teknologi Pengembangan Arsitek meliputi berbagai aspek sasaran, proses dan persoalan. Mengingat luasnya ruang lingkup strategi teknologi Pengembangan Arsitek dengan juga memperhatikan keluasan penggunaannya serta kemungkinan dalam penerapannya dalam kultur arsitek Indonesia, maka berikut ini akan dibahas beberapa strategi teknologi utama saja. Strategi dan Teknologi Pengembangan Arsitek termaksud adalah: Pengembangan Team, Teknik Anaiisis Peranan, Teknik Perundingan Peranan, Organization Mirroring, Perencanaan Karier Tujuan Hidup, Umpan Balik Survai Proses Konsultasi.

Mengingat pentingnya Penelitian Tindak Nyata (Action Research) dan Konsultasi Manajemen (Management Consultancy), maka kedua hal tersebut akan dibahas secara lebih terperinci pada bah-bab berikutnya. Pentingnya dan kebutuhan akan adanya kerjasama team makin lama makin disadari oleh para manajer. Kesadaran ini selanjutnya menuntut setiap manajer pada setiap tingkatan untuk lebih mampu membentuk mengembangkan kerjasama kelompok dalam setiap satuan tugas atau situasi dalam bekerja sama mencapai tujuan bersama.

Bila dikaji lebih lanjut, maka paling tidak ada 3 (tiga) faktor yang mendorong usaha-usaha pembentukan team yang efektif, yaitu:

1. Makin meningkatnya spesialisasi dalam arsitek.
Makin kompleksnya suatu arsitek menuntut makin besar dan tajamnya spesialisasi. Adanya spesialisasi ini bila tidak ditangani dengan baik akan dapat menimbulkan terjadinya cara bekerja berkotak-kotak. Pada akhirnya hal ini tidak saja dapat menimbulkan ketidak-wrasian kerja tetapi malahan dapat menggagalkan tercapainya tujuan. Adanya pembentukan atau pengembangan team pada dasarnya merupakan salah satu usaha untuk mengurangi dampak negatif dari adanya spesialisasi sebagai suatu keharusan dari kompleksitas arsitek.

2. Makin meningkatnya konsepsi partisipasi.
Perkembangan teori dan praktek arsitek manajemen masa kini antara lain ditandai oleh makin berkembangnya pengakuan akan harkat dan martabat manusia. Hal ini membawa konsekuensi bahwa manusia tidak hanya diperlakukan sebagai salah satu unsur produksi. Mereka menuntut sudah diperlakukan untuk berperan serta dalam keseluruhan proses manajemen atau kegiatan arsitek. Manusia sekarang sudah tidak puas lagi untuk hanya berperan serta dalam pelaksanaan. Mereka ingin juga dapat berperan dalam menentukan, merencanakan mengevaluasi kegiatan dan hasil yang mereka capai. Hal ini berarti pula bahwa mereka makin ikut terlibat dari berbagai kegiatan dilakukan oleh rekan-rekan sekerjanya. Untuk itu maka pengembangan team menjadi suatu konsepsi utama perlu mendapatkan perhatian.

3. Adanya konsepsi synergy.
Sudah tidak banyak dipersoalkan lagi bahwa apabila para anggota arsitek dapat berfikir, merasa dan bertindak serta bekerja bersama, maka mereka akan dapat menghasilkan sesuatu yang sering di luar per kiraan orang lain. Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa adanya keljasama yang serasi dapat mengembangkan kreatifitas, kemampuan memecahkan persoalan perasaan keikutsertaan lebih besar.
Pengertian Pengembangan Team Pengembangan Team sebagai salah satu strategi dan teknologi Pengembangan Arsitek pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan kerjasama dari sekelompok orang bekerjasama sehingga mereka dapat saling belajar tentang bagaimana mereka dapat mencapai tujuan pribadi mereka dengan lebih efektif bersamaan dengan pencapaian tujuan arsitek mereka. Michael E. McGill mengemukakan pengertian Pengembangan Team sebagai berikut; Team Building L9 usually defined as a process of diagnosing and improving the effectiveness of a work group with particular attention to work pocedures and interpersonal relationship within it especially the role of leader in relation to other group members.

Pengembangan Team biasanya dirumuskan sebagai suatu proses pendiagnosaan dan perbaikan efektifitas suatu kelompok kerja dengan memberikan perhatian utama terhadap prosedur kerja hubungan antar perorangan terutama mengenai peranan dari pimpinan dalam hubungannya dengan anggota-anggota kelompoknya. Dari rumusan tersebut di atas nampaklah bahwa maksud dari pengembangan team ini adalah untuk mengembangkan suatu cara kerja team yang lebih bersifat organis, bukan hanya bersifat teknis mekanistis.

Sebagaimana sama diketahui bahwa dalam cara kerja yang bersifat mekanistis sering terlihat kerjasama lebih banyak didasari oleh peraturan-peratutan, prosedur kerja tetap tertentu atas dasar wewenang formal. Pengalaman selama ini sering membuktikan bahwa pelaksanaan cara kerja teknis mekanistis ini relatif kurang berhasil dibandingkan dengan cara kerja team bersifat organis. Atau kalaupun berhasil maka keberhasilan tersebut lebih bersifat sementara. Dapat dimengerti bahwa kerjasama team yang bersifat organis bukan sesuatu dapat terjadi dengan sendirinya.

Ada beberapa faktor sangat mempengaruhi terjadinya proses tersebut di atas. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Bagaimana proses kepemimpinan berjalan dalam kelompok tersebut;
2. Bagaimana proses pemasukan dari anggota baru ke dalam kelompok bersebut;
3. Bagaimana sumber-sumber daya dan dana serta potensi yang ada dalam kelompok bersebut dipergunakan;
4. Bagaimana proses pemasukan dari anggota baru ke dalam kelompok tersebut.

Richard Beckhard mengemukakan beberapa persyaratan untuk mengembangkan team yang efektif, yaitu:
a. The primary goal of a team development meeting must be explisit and well articulated. Tujuan utama dari pertemuan untuk pengembangan team haruslah dinyatakan dengan jelas secara eksplisit.
b. The primary goal must be owned by the leader of the group and understood (hopefully, agreed to) by the work group members.

Tujuan utama tersebut hamslah dikuasai oleh pimpinan kelompok dan dimengerti (malahan sebaiknya disetujui) oleh anggota kelompok. Bila diteliti lebih jauh lagi maka Pengembangan Team bukan hanya penting bagi manajer tetapi juga sangat penting bagi arsitek secara keseluruhan. Uraian berikut ini diharapkan dapat memberikan kejelasan tentang konstatasi bersebut. Setiap manajer dari setiap arsitek makin dituntut untuk lebih mampu mengembangkan kreatifitas arsitekonal. Pada masa kini dan masa akan datang tampaknya kelangsungan hidup suatu arsitek akan sangat ditentukan oleh kreatifitas arsitekonalnya.

Sudah sering dikemukakan bahwa fleksibilitas dan kemampuan arsitek menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya akan banyak menentukan kelangsungan hidup suatu arsitek. Hal berikutnya perlu diperhatikan adalah bahwa dalam keadaan keterbatasan sumber-sumber keuangan, matelial dan peralatan yang makin lama makin relatif terbatas dibandingkan dengan tuntutan kebutuhan arsitek, maka usaha-usaha pengembangan pendayagunaan sumber-sumber manusiawi makin merupakan aspek strategis. Selanjutnya setiap manajer dari setiap arsitek makin dituntut untuk dapat lebih mampu mengambil keputusan yang secara kualitatif bermutu tinggi. Hal ini juga berarti bahwa ke putusan tersebut selain dapat memecahkan persoalannya sekarang dihadapi, tetapi juga mengurangi dampak negatif dari keputusan itu bila mungkin dapat meliput persoalan yang akan datang.
Arsitek
articles
architecture intro architecture price architecturearticles archi tecture news architecture gallery interior intro interior interior price interior articles interior news interior gallery about us company profile why us order procedure faqs contact us english articles directory category link exchange english articles
Strategi Team Arsitek Dalam Spesialisasinya
arsitek