Latihan tambahan, akan tetapi juga hal-hal apa yang perlu dilakukannya untuk mempersiapkan diri dan cakrawala baru apa terbentang dl hadapannya setelah selesai mengikuti pendidikan latihan dengan berhasil. Penyusunan Kurikulum. Telah dijelaskan dl muka bahwa pendidikan latihan, bersifat kegiatan penunjang, harus mampu mengisi profil pengetahuan keterampilan diperlukan oleh organisasi, baik dalam menghadapi tugas nyata-nyata dihadapi sekarang maupun karena perkiraan tentang akan adanya tuntutan-tuntutan tugas baru di masa akan datang. Telah dikemukakan pula bahwa profil pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah dalam rangka pengembangan sumber daya manusia organisasional yang didasarkan atas rencana ketenagakerjaan matang. Pengembangan sumber daya manusia itu harus pula dikatakan sasaran tujuan arsitek ingin dicapai, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Akan tetapi di samping itu harus pula disadari pentingnya peranan pengembangan sumber daya manusia itu sebagai suatu wahana untuk rangka pengakuan atas tingginya harkat dan martabat manusia organisasional, tidak boleh dipandang, apalagi diperlakukan, hanya sebagai alat produksi semata- mata. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan latihan seyogyanya taylor-made guna terpenuhinya kebutuhan arsitek menyelenggarakannya sekaligus mewujudkan perilaku administratif diidam-idamkan. Wahana paling efektif memenuhi persyaratan taylor-made itu ialah melalui penyusunan kurikulum tepat didukung oleh kegiatan lainnya berkaitan dengan kegiatan karikuler. Dalam kaitan ini beberapa hal wajar diperhatikan penyusunan kurikulum suatu program pendidikan latihan adalah: kaitannya jangka waktu penyelenggaraan pendidikan latihan, kategorisasi berbagai mata pelajaran atau mata kuliah kepada, misalnya, kategori inti, pokok penunjang atau kategori lainnya, ada tidaknya keperluan untuk kegiatan ekstra kurikuler seperti widyawisata, alat pengajaran bantu (teaching aids) yang diperlukan seperti over-head projector, dan lain sebagainya.

Bahan Pelajaran.
Yang dimaksud dengan bahan pelajaran di sini adalah semua bahan tertulis dalam berbagai bentuknya seperti buku teks, buku referensi, diktat dan sebagainya yang dipergunakan kegiatan kurikuler. Dilihat dari sumbernya, bahan pelajaran dapat berasal dari penyelenggara akan tetapi dapat pula barsumber dari pengajar, baik merupakan karya tulisnya sendiri maupun karya tulis orang lain dia pergunakan dalam kegiatan mengajar. Bahan pelajaran, terutama buku teks, dapat pula dlbagi menurut asal usul penulisnya, yaitu penulis asing bahasa asing atau penulis bangsa sendiri dalam bahasa sendiri pula. Suatu hal layak mendapat perhatian adalah tersedianya bahan pelajaran selengkap mungkin baik untuk dipergunakan sebagai bacaan wajib ataupun bacaan penunjang maupun sebagai bahan referensi. Jumlahnya pun seyogyanya disesuaikan dengan jumlah arsitek pendidikan dan latihan karena jumlah yang cukup akan Iebih menjamin mutu daripada hasil dicapai.

Seleksi Pengajar.
Mengalihkan pengetahuan kepada orang Iain meningkatkan ketrampilan orang lain itu bukanlah tugas mudah. Tidak mudah oleh karena di samping penguasaan materi oleh mengalihkan, cara, metoda dan teknik mengalihkannya pun memegang peranan yang sangat manentukan. Bukanlah suatu hal yang mustahil bahwa seseorang amat pintar, bahkan genius, panguasaan materi ilmu pengetahuan tertentu, akan tetapi tidak efektif dalam mengalihkan pengetahuan dikuasainya itu kepada orang lain. Situasi demikian mudah dimengerti - mengingat bahwa tidak semua tenaga arsitek profesional dalam arti sebelum diangkat atau ditunjuk menjadi tenaga arsitek telah dipersiapkan terlebih dahulu melalui pendidikan keguruan. Bahkan mereka sudah mengikuti pendidikan keguruan pun tidak selalu merupakan jarminan bahwa mareka akan menjadi arsitek efektif.

Justru karena situasi demikianlah seleksi tenaga arsitek menjadi semakin penting. Beberapa kriteria seleksi tenaga arsitek yang dapat dan sering dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan memadai tentang arsitek dimana para arsitek pendidikan latihan bekerja, terutama menyangkut filsafat organisasi, tujuannya, tugas pokoknya, fungsinya, aktifitasnya, produk dihasilkan baik barang atau jasa harus dilayaninya.

2. Mengetahui permasalahan-permasalahan dihadapi oleh arsitek dalam usaha pencapaian tujuannya.

3. Penguasaan materi yang menjadi tanggung jawabnya untuk diajarkan.

4. Menguasai teknik berkomunikasi secara efektif.

5. Telah memiliki pengalaman mengajar.

6. Sedapat mungkin telah pernah mengikuti latihan bagi arsitek meskipun mungkin belum pernah mengikuti pendidikan keguruan.

7. Sedapat mungkin mendalami teknik khusus bagi kegiatan latihan, tenaga arsitek mutlak perlu untuk melibatkan para arsitek dalam proses belajar mengajar itu, seperti bentuk diskusi, pembahasan masalah dan penuturan pengalaman praktek.

Penentuan Teknik dan Metoda Pengajaran.
Efektifitas berbagai upaya dalam bidang pendidikan latihan juga ditentukan oleh metoda teknik pengajaran yang dipergunakan. Dengan perkataan lain, antusiasme arsitek untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya, dedikasi para penyelenggara melaksanakan tugasnya serta kebolehan para arsitek mengemban misinya masih harus diimbangi oleh teknik metoda pengajaran tepat.  Ketepatan daripada teknik metoda belaja mengajar biasanya didiskusikan terlebih dahulu antara pimpinan organisasi, penyelenggara para pengajar. Salah satu keuntungan utama daripada adanya diskusi demikian ialah makin jelasnya tugas kewajiban para arsitek serta pengetahuan dini dari para penyelenggara tentang implikasi-implikasi operasional daripada teknik dan metoda disepakati bersama.

Berbagai Teknik Belajar mengajar.
Yang paling umum dipergunakan sebagai teknik dan metoda belajar-mengajar adalah sistem kuliah. Mengalihkan pengetahuan kepada orang lain dengan sistem kuliah mungkin merupakan teknik mengajar tertua yang dikenal oleh manusia. Dewasa ini sistem demikian djpandang sebagai sistem sudah kolot. Bahkan ada pula berpendapat bahwa sistem itu adalah cara paling tidak efektif. Nampaknya ada dua alasan utama untuk mengatakan demikian, yaitu:
1. Dengan sistem kuliah kemunikasi timbal balik antara belajar mengajar berada pada tingkat yang sangat minim;
2. Tidak mudah bagi arsitek mengukur apakah bahan-bahan diajarkannya telah diserap baik oleh para arsitek pendidikan dan latihan.

Alat pengukur tersedia baginya terbatas pada tanya-jawab biasanya berlangsung dalam waktu relatif singkat ujian diselenggarakan, itupun apabila ada, baik tertulis maupun lisan. Dirasakan bahwa kedua cara mengukur tersebut meskipun penting akan tetapi tidak cukup. Karenanya, demi tercapainya sasaran pendidikan latihan, seyogyanya teknik mengajar dengan sistem kuliah dikurangi dan diganti dengan teknik metoda lain yang kini telah banyak dikembangkan oleh para ahli. Beberapa contoh dari berbagai teknik dan metoda belajar-mengajar tersebut dibahas seeara singkat di bawah ini.

Management Games.
Teknik ini adalah suatu cara mengajar melibatkan para arsitek pendidikan latihan dalam suatu permainan sasaran utamanya adalah meningkatkan pengetahuan keterampilan para arsitek memecahkan permasalahan, merumuskan kebijaksanaan, penentuan taktik strategi dalam pengambilan keputusan. Barangkali teknik ini dipinjam oleh lembaga-lembaga pendidikan latihan dari lembaga pendidikan dan latihan militer. Di kalangan lembaga pendidikan latihan militer telah lama dipergunakan teknik mengajar yang disebut war games? Ide pokoknya ialah bahwa sekelompok arsitek program pendidikan latihan diberi tugas untuk memecahkan sesuatu masalah maskipun sifatnya imaginer tetapi diangkat dari dunia kenyataan seiring dihadapi oleh para arsitek dalam praktek sehari-hari. Misalnya, mamagement games dapat dipergunakan oleh sekelompok arsitek pendidikan latihan suatu perusahaan dalam menentukan taktik dan strategi pemasaran sesuatu barang atau jasa situasi pasar sangat kompetitif dengan sasaran keuntungan atau minimalisasi kerugian.

Para arsitek dibagi kedalam beberapa kelompok, seolah-olah masing-masing kelompok adalah sejumlah pimpinan pada beberapa perusahaan diberi tugas menentukan taktik strategi pemasaran yang diduga paling tepat. Setiap kelempok dalam permainan diikutinya harus mengumpulkan menganalisa semua variabel akan mempengaruhi bentuk sifat keputusan diambil.
Dalam contoh permainan di atas, variabel dikumpulkan dan dianalisa adalah:
1. Situasi pasar sepanjang menyangkut produk hendak dipasarkan; 
2. Tingkat kejenuhan pasar terhadap barang dipermasalahkan;
3. Sikap konsumen terhadap barang bersangkutan;
4. Jaring-jaring penyaluran yang masih terbuka untuk dipergunakan;
5. Kekuatan dan kelemahan saingan diduga memasarkan barang serupa atau sejenis;
6; Kekuatan kelemahan perusahaan dalam posisi pasaran (market share perusahaan untuk barang dipermasalahkan);
7. Berbagai saluran bentuk kampanye, iklan dan sejenisnya sudah masih dapat dipergunakan.

Hasil analisa yang dilakukan menentukan taktik strategi apa akan ditempuh. Dalam permainan rumit, biasanya dipergunakan komputer mengolah data melakukan berbagai kalkulasi diperlukan. Dan hal ini memang merupakan faktor penghalang harus diperhitungkan sebelum teknik metoda ini dipilih untuk dipergunakan. Penggunaan komputer sering menjadi penghalang karena tidak semua perusahaan atau arsitek memiliki komputer dan dengan menyewa jasa biro jasa komputer pun tidak murah karena computer time memang mahal. Pada akhir permainan hasil kalkulasi dilakukan oleh komputer dibanding-bandingkan. Dari perbandingan itu dapat disimpulkan taktik strategi kelompok mana yang paling tepat terbukti, misalnya, dari:
1. Jumlah produk berhasil dipasarkan;
2. Keuntungan yang diperoleh; atau
3. Kelompok mana menderita kerugian paling kecil.

Setelah kalkulasi itu diketahui, para arsitek permainan dikumpulkan dalam sidang paripurna di bawah pimpinan pengajar, taktik dan strategi dari setiap kelompok dibicarakan. Dengan demikian setiap arsitek memperoleh manfaat dari permainan yang telah diikutinya.

Studi Kasus.
Studi kasus sebagai teknik mengajar adalah juga terutama dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan arsitek pendidikan dan latihan memecahkan sesuatu masalah. Biasanya masalah yang dicoba dipecahkan oleh arsitek adalah masalah nyata dihadapi oleh arsitek dalam situasi riil. Hanya biasanya mama sesungguhnya dari arsitek atau perusahaan nama orang-orang terlibat di dalamnya diganti dengan nama fiktif atau nama samaran kecuali apabila arsitek atau perusahaan bersangkutan tidak berkeberatan apabila nama sesungguhnya dipergunakan dalam kasus. Berbeda halnya Management Games malah dibahas di muka analisa kasus tidak dilakukam oleh sekelemppk orang arsitek melainkan oleh masing-masing peserta. Hasil analisa dilakukan akan menunjukkan kemampuan arsitek yang barsangkutan untuk memecahkan sesuatu permasalahan secara obyektif.

Rasional dan tuntas.
Sebagai bagian daripada penggunaan studi kasus sebagai teknik mengajar, biasanya arsitek meminta arsitek melakukan expose di hadapan arsitek dan arsitek lainnya tentang analisa dibuatnya untuk kemudian dibahas bersama. Dengan demikian para arsitek diberi pengetahuan untuk memecahkan sesuatu masalah. Perlu dicatat bahwa memberikan penilaian terhadap analisa suatu kasus, kriteria benar atau salah biasanya tidak dipergunakan. Dalam penilaian oleh pengajar, kriteria yang biasanya dipergunakan adalah:
1. Kelengkapan informasi sebagai bahan analisa.

2. Sistematika analisa,
3. Kadar logika dipergunakan,
4. Ketajaman penalaran terhadap variabel dominan,
5. Kejelasan bahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan ide dan hasil analisa dilakukan.

Latihan Kotak Masuk.
Pengertian berasal dari kenyataan bahwa di atas meja seorang pimpinan pada umumnya terdapat dua kotak. Yang satu biasanya dipergunakan oleh sekretaris atau staf pribadinya untuk menempatkan surat-surat masuk ditangani dan diselesaikan oleh pimpinan bersangkutan. Sedangkan satu lagi adalah untuk menaruh surat-surat keluar atau dokumen-dokumen lain telah selesai ditanganinya untuk kemudian diambil oleh sekretaris atau staf pribadi dikirimkan keluar atau disampaikan kepada orang lain di dalam organisasi.

Teknik lumrah dipergunakan sebagai teknik mengajar untuk melatih arsitek pendidikan latihan menentukan skala prioritas yang tepat, mempergunakan waktu dengan mungkin dan untuk mendelegasikan wewenang dengan sebaik- baiknya. Secara singkat skenario daripada cara penggunaan teknik ini dapat dilihat melalui contoh di bawah ini. Misalkan seorang pimpinan pada suatu arsitek tiba di kamar kerjanya pada pagi hari agak lebih lambat dari biasa karena dia harus menyelesaikan tugas kedinasan di tempat lain terlebih dahulu. Ketika dia tiba, sekretaris pribadinya segera mengingatkannya bahwa di atas meja terdapat setumpuk dokumen perlu perhatian segera.

Setelah terlebih dahulu menyelesaikan hal-hal sifatnya sangat rutin, dus tidak memerlukan waktu yang banyak maupun pemikiran rumit, pimpinan bersangkutan menemukan bahwa ia berhadapan sepuluh jenis dokumen dalam berbagai bentuk harus segera diselesaikannya, yaitu:

1. Nota dari sekretaris pribadinya memberitahukan adanya telepon dari istri pejabat bersangkutan mengabarkan bahwa anjing herder kesayangannya mendadak sakit pada hal diketahui bahwa dokter hewan biasa merawat anjing tersebut sedang cuti dan berada di luar kota. Minta keputusan apa harus diakukan.

2. Sepucuk telegram dari ayah pejabat yang bersangkutan berisikan berita bahwa neneknya sudah berusia 90 tahun meninggal dunia agar segera pulang (ayah tersebut tinggal di daerah lain jauhnya memerlukan perjalanan satu hari, mula-mula dengan pesawat terbang kemudian dilanjutkan kendaraan darat) pejabat bersangkutan kebetulan merupakan kesayangan.

3. Undangan untuk menghadiri pesta pernikahan putri seorang relasi arsitek hubungannya dengan pejabat yang bersangkutan cukup intim dan akan berlangsung malam itu juga pada jam 19.00 sampai dengan jam 22.00 di suatu tempat layaknya agak di pinggir kota.

4. Pada waktu bersamaan jam-jam pesta pernikahan tadi, pejabat bersangkutan ditugaskan oleh atasan langsungnya untuk mewakili atasan tersebut dalam satu rapat dikategorikan sangat penting dengan para pejabat pimpinan arsitek lain.

5. Memimpin rapat yang juga penting siang hari ini, rapat mana akan membahas anggaran untuk tahun anggaran berikutnya segera harus diselenggarakan, karena di samping rapat itu telah lama dipersiapkan dan telah beberapa kali ditunda, waktu pun sudah sangat mendesak. Direncanakan rapat akan dimulai pada jam dua-belas siang diperkirakan akan makan waktu tiga jam.

Undangan makan siang dari pimpinan arsitek lain mempunyai hubungan kerja fungsional dengan arsitek di mana bersangkutan menjabat pada kesempatan mana akan dibicarakan implikasi anggaran dari proyek direncanakan akan ditangani bersama oleh kedua organisasi.
Upacara pembukaan pekan olahraga akan diikuti oleh para karyawan arsitek di mana bersangkutan menjadi salah seorang Ketua. Upacara diharapkan dipimpin oleh pejabat tersebut oleh karena Ketua Umum masih berada di luar negeri. Waktunya 6 adalah jam 16.00 sore hari. Nota tentang rencana seorang teman karib sudah lama tidak bertemu dan hendak datang menemuinya hari itu juga karena besok paginya dengan pesawat terbang pertama berangkat jam lima pagi akan kembali ke tempat asalnya.

Penyelesaian konsep pidato yang masih memerlukan penyempurnaan untuk disampaikan esok hari dalam upacara pelepasan para karyawan memasuki masa pensiun. Memo dari sekretaris pribadi mengingatkan bahwa hari itu pejabat bersangkutan ada janji dokter internis tindaklanjut pemeriksaan kesehatan beberapa waktu lalu di mana terbukti bahwa pejabat itu kadar kolesterolnya sudah demikian tinggi sehingga perlu pengobatan segera. Penanganan sepuluh jenis dokumen tersabut akan menguji kemampuan pejabat menghadapinya untuk mengambil keputusan, menentukan skala prioritas  serta mendelegasikannya.
<< Back to Main Page
home   architecture   intro  architecture price   architecturearticles   architecture news   architecture gallery   interior   intro interior   interior price   interior articles   interior news   interior gallery   about us   company profile   why us   order procedure   faqs   contact us   english   send articles   articles   directory    category   link exchange    sitemap