Perencanaan konsultan arsitek walau sudah sering diucapkan namun belum menjadi kebiasaan yang sudah mapan. Banyak pengusaha menempatkan perencanaan konsultan arsitek pada otak pemimpin atau pemilik konsultan arsitek; tidak tertulis dan sering tidak diketahui juga oleh para arsitek atau pelaksanaan dalam konsultan arsitek itu sendiri. Memang merencana tidak mudah. Namun untuk berhasil lebih susah lagi. Maka untuk mencapai hasil yang optimum satu-satunya jalan ialah membuat perencanaan konsultan arsitek secara wajar dan tepat. Satu rencana adalah bagaikan kompas dan alat pengukur kegagalan dan keberhasilan usaha. Satu rencana yang sederhana masih lebih baik daripada tanpa rencana. Tanpa rencana berarti tidak ada hari depan. Karena bagaimana mengukur hasil kalau sebelumnya tidak ada alat pembanding?
Buku Perencanaan Konsultan arsitek Praktis ini dapat membantu Anda mengenali proses perencanaan hingga penerapannya dalam praklek, diikuti dengan contoh konkrit. Buku ini saling mengkait dengan buku manajemen arsitek lainnya. Telah banyak usaha yang berharga dicurahkan dalam perencanaan konsultan arsitek dan sejauh itu mayoritas sumber informasi yang tersedia mengenai masalah tersebut terutama isinya terpusat pada teori yang relevan dan berkaitan dengan perencanaan.
Bagian terbesar dari buku ini menghindari pembahasan secara teoritis dan akan memusatkan pada tiga aspek kritis yang sederajat yaitu :
1. Semakin mendesaknya kebutuhan akan perencanaan usaha yang praktis dalam suasana persaingan ekonomi yang terus bertambah pada waktu ini.
2. Sumbangan nyata yang diberikan, bahwa perencanaan membuat manajemen arsitek masa kini mampu melalui peningkatan terus menerus dalam mengambil keputusan yang kritis dan tepat.
3. Dan mungkin yang terpenting adalah metode praktis, logis dan tidak berbelit, yang ada untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan (dan yang dimaksudkan ialah suatu pekerjaan).
Dalam arti sebenarnya, tulisan ini bertujuan sebagai petuniuk bagi arsitek yang percaya bahwa ia mampu meningkatkan sumbangan pribadinya kepada usahanya dengan jalan lebih mahir dalam perencanaan. Istilah "petunjuk" dipilih dengan hati-hati, karena kita akan berusaha hanya mengemukakan pendekatan praktis dalam perencanaan dan bukan menawarkan obat yang bisa dipakai untuk semua penyakit. Alasannya adalah: Kita yakin bahwa obat semacam ini tidak ada.
Arsitek yang berhasil melaksanakan karya perencanaannya harus memulai dengan mengenali bahwa kunci pokok efektivitasnya sebagai arsitek terletak pada kesanggupannya untuk menyesuaikan diri, Tantangan dasarnya ialah belajar menyesuaikan pengetahuan dan metode perencanaan usaha pada konsultan arsiteknya, pasarannya dan produknya, dan melakukan semuanya itu dengan cara yang memungkinkan perencanaannya menjadi efektif bagi orang-orangnya.
Dengan kata lain dapat disangsikan bahwa dua arsitek atau konsultan arsitek berlainan bisa membuat perencanaan dengan cara yang sama benar. Terlalu banyak variabel yang harus diperhitungkan. Oleh karena itu arsitek yang efektif pertama-tama harus mengenal variabel yang ada dalam siluasinya dan sesudah itu melaksanakan tanggung jawab perencanaannya dengan memperhitungkan semua variabel tersebut.
Permainan sepak bola dan suatu rencana usaha mempunyai banyak persamaan. Di atas lapangan kesebelasan dengan seluruh tenaganya kadang-kadang bisa bermain keras dan mencetak gol hanya atas dasar kekuatan fisik. Hal ini juga bisa terjadi pada dunia usaha. Tetapi kesebelasan semacam itu terlalu banyak mengandalkan kepada tenaga badan saja. Apabila terjadi hal demikian, pertandingan menjadi seru. Permainan keras sepihak lekas memancing reaksi lawan. Permainan adu kuat badan selanjutnya akan menjadi semakin sulit, dan segera membuat bola tidak bisa bergerak maju. lni juga dapat terjadi pada dunia usaha.
Apabila kesebelasan kehabisan tenaga dan tubuh para pemain penuh cedera, seseorang dalam hal ini pelatih berpikir barangkali ada jalan yang lebih mudah untuk membuat bola maju ke gawang. Ia mengumpulkan para pemain untuk mencari ide baru. Demikian pula dalam dunia usaha.
Sesudah berkumpul itu keadaan seharusnya menjadi baik. Semua kelemahan ditemukan, alternatif-alternatif dipertimbangkan dan permainan direncanakan kembali. Kali ini dipilih cara permainan yang baru, karena dipikir jalan itulah yang paling efektif untuk menggerakkan bola maju ke depan biarpun ada perlawanan dan variabel di atas lapangan yang hanya bisa diperkirakan. Tindakan segera yang paling baik telah diputuskan dan setiap pemain dari kesebelasan tahu akan tugasnya dalam rencana yang lebih luas. Ini sangat berbeda dari hanya mempergunakan permainan keras saja dan hal semacam inipun terjadi pada dunia usaha.
Kesebelasan memperoleh unsur baru yaitu orang kedua belas yakni: semangat. Semangat kesebelasan tidak bisa timbul begitu saja. Semangat itu akan timbul jika setiap pribadi menyadarl bahwa hasil usaha bersama yang direncanakan bisa jauh Iebih besar dari jumlah usaha perorangan. Hal itu memberikan lebih dari hanya semangat saja yaitu memberikan kepercayaan diri di atas lapangan dan juga dalam dunia usaha.
Pemilihan waktu sangat panting. Beberupa tahun yang lumpau, sewaktu lawan masih sedikit dan persaingan jugu masih sedikit seseorang dapat memperoleh hasil yang banyak. Pada waktu itu permainan keras telah mencapai titik puncaknya. Sekarang keadaan berbeda, lari cepat sepanjang 3 meter dan operan sepanjang 20 meter jarang terjadi. Permainan perorangan yang mempesona telah hilang, diganti permainan kolektif dengan operan pendek, tapi mantap maju ke arah gawang, Kemenangan pada masa sekarang baik pada permainan bola maupun pada dunia usaha berupa lari dengan operan-operan pendek beberapa meter dan setiap usaha berlari dengan operan pendek mempunyai sasaran spesifik dan strategi tersendiri.
Pada waktu ini, kesebelasan yang menyelesaikan pekerjaan rumahnya dalam hal ini adalah perencanaan, mempunyai lebih banyak kesempatan untuk memenangkan pertandingan. Permainan baru yang inovatif dan bukan semata-mata permainan keras membuat lawan menjadi lengah. Pemain terbaik pada masa kini ialah pemain profesional Kesebelasan pemenang adalah juga kesebelasan profesional. Dan hal inipun berlaku bagi dunia usaha.
Pola Sejarah
Perencanaan tidak begitu saja terjadi, Perencanaan adalah kerja. Arsitek masa kini menggarap perencanaan lebih banyak dari pada dikerjakan oleh rekannya pada 10 atau 20 tahun yang lalu. Sebabnya: adanya persaingan.
Dan hal ini logis. Pada waktu ini kita merupakan peserta dalam fenomena bisnis yang luar biasa dan yang telah menjadi fakta sejarah di negara maju dan mulai timbul di negara berkembang. Selama perekonomian berkembang melalui pertumbuhannya yang wajar, hal tersebut akan meningkatkan daya tarik bagi orang-orang untuk melakukan suatu usaha. Pasar di dalam negeri bertambah besar, karena kesanggupan konsumsi meningkat dan demikian pula kapasitas ekspornya. Sumber keuangan bertambah besar yang menunjang melahirkan potensi pertumbuhan sendiri. Jumlah manajemen arsitek dan tenaga kerja terlatih bertambah banyak karena tertarik oleh potensi menyeluruh yang lebih besar dan tersedia bagi operasi suatu usaha dalam struktur yang demikian itu.
Selama hal tersebut di atas terjadi dan sepanjang perekonomian semacam itu bertambah besar maka dapat diharapkan persaingan akan berkembang pada tingkat yang lebih cepat dari tingkat biasa ekonomi. setelah tercapai titik tertentu dalam pola pertumbuhannya. Dengan kata lain, sekali perekonomian teluh mencapai titik pertumbuhan tertentu, maka telah dilalui apa yang bisa dinamakan "ambang pintu daya-tarik bersaing", dan untuk suatu proyeksi masa tertentu pertumbuhan perekonomian akan menarik usaha baru dengan tingkat yang lebih cepat dari sebelumnya, justru karena kesempatan usaha menjadi lebih besar. Situasi usaha yang bersaing akan terjadi dalam perekonomian ini sendiri melalui perluasan sebagian konsultan arsitek yang telah mempunyai kedudukan dalam sistem ekonomi itu dan juga dari luar karena tertariknya oleh perluasan pasar dalam negeri.
Persaingan, apabila dilaksanakan dalam perekonomian yang bebas dan tidak diatur oleh pembatasan-pembatasan dari pemerintah atau dengan monopoli, membawa ciri yang belum bisa semuanya dikenali. Pengaruh persaingan bebas pada aspek-aspek tertentu dalam perkembangan produk merupakan salah satu contoh ciri tersebut.
Apabila perekonomian mendekati suatu tingkat persaingan yang sebenarnya, dalam hampir seluruh usaha tekanan dipusatkan pada kegiatan produksi yaitu: tidak memproduksi produk tertentu, memproduksi dengan biaya lebih rendah, memproduksi secara besar-besaran atau standarisasi produk. Untuk sementara waktu pesaingnya yang lebih maju, ditinjau dari segi produksinya, akan lebih unggul dalam usaha yang bersangkutan. Tetapi pada waktunya, saingan yang lebih agresif akan mencapai tingkat produksi tertinggi. Mengapa? Dengan mayoritas beberapa kelompok produknya, hanya ada sedemikian rupa kesempatan, bahkan bagi konsultan arsitek yang paling mampu secara teknik dan paling kreatif dalam usaha pembaharuan, untuk membuat perubahan-perubahan lebih hangat dalam cara memproduksi hasilnya.
Apabila tingkat ini dicapai, konsultan arsitek harus berpaling pada pendekatan baru untuk memperoleh kembali keuntungan dari persaingan. Biasanya perubahan ini dilakukan dalam teknik, desain atau riset. Dan sekali lagi terjadi siklus yang sama. tetapi persaingan tersebut sekarang dipusatkan pada bidang fungsional lainnya. Ini adalah periode dari desain dan penyusunan desain kembali periode informasi dari produk, periode tingkat presisi yang baru, perinde mode baru dan jika dimungkinkan memanfaatkan kegunaan fungsional baru bagi produk dasar. Dengan kesemuanya ini, tetapi dengan menggunakan teknik yang lebih tinggi atau model produk yang terus mengalami perubahan, proses ini akhirnya mencapai titik jenuh di mana para pesaing utama telah melakukan segala sesuatunya dalam batasan ekonomi tertentu guna menciptakan kesanggupan bersaing dari produk dengan dua cara aktivitas fungsional semacam ini.
Pada tingkat ini, konsumen atau pemakai bahan industri menghadapi produk yang berlimpah-limpah dari usaha yang saling bersaing dalam batas-batas realistis yang tertentu. Semua konsultan arsitek akan menawarkan produk dan jasa yang sama dan dalam tingkat harga yang relatif sama pula. Titik ini merupakan suatu fase, dimana suatu produk yang di masa yang lalu lebih unggul, sekarang menurun menjadi tingkat produk biasa, karena para produsen telah kehabisan dalam kesanggupannya untuk merobah produknya melalui segi teknik dan kegiatan produksi.
Setelah mencapai tingkat ini, dunia usaha kemudian berpaling pada konsep pemasaran untuk bisa kembali memenangkan persaingan. (Di Amerika Serikat langkah ini menjadi faktor yang serius pada pertengahan tahun lima puluhan; di negara-negara lain baru mulai timbul sampai tingkat tertentu).
PERENCANAAN : ALAT DALAM MANAJEMEN ARSITEK YANG BERSAING