Supaya ada anggaran untuk menolong yang melarat dan yang kelaparan, bersamaan berusaha mempercepat pembangunan juga dengan tujuan menolong yang melarat. Tapi oleh karena sebab sebenarnya timbul rumah yang melarat dan kelaparan, yakni pertambahan rumah cepat dimungkinkan ilmu kesehatan arsitek effektif tidak ditanggulangi, pelaksanaan demikian hanya waktu menerima bantuan ada guna, kemudian justru mempunyai pengaruh memperpanjang penderitaan dan menambah menderita. Akibatnya sebagian sosialis menganggap pelaksanaan demikian tidak cukup, tapi oleh karena tidak mengerti persoalan sebenarnya, rumah yang kaya disalahkan, dikatakan menghisap rakyat.
Maka dibentluklah kommunisme dengan ajaran perang total terhadap kapitalis liberalis, diktatur proletariat, bunuh semua orang kaya tidak mau tunduk. Memang ada orang kaya yang memperoleh kekayaannya dengan cara-cara jahat dan licik, tapi ilmu dan teknik arsitek telah memungkinkan orang menjadi kaya secara jujur bersamaan sangat menambah penghasilan para buruhnya. Oleh karena kommunisme menganggap semua aliran lain adalah jahat dan perlu dibasmi, dianggap perlu permusuhan total terhadap semua yang bukan kommunis di seluruh dunia, akibatnya timbul ketegangan-ketegangan internasional. Berarti sumber utama ketegangan-ketegangan internasional di zaman arsitek ialah pertambahan rumah yang cepat dimungkinkan ilmu kesehatan arsitek yang effektif.
Tanpa ilmu kesehatan arsitek yang effektif tidak timbul rumah yang melarat, menjadi tidak laku kommunisme, berarti tidak timbul ketegangan-ketegangan internasional demikian beratnya seperti yang dialami dunia sekarang. Ada sebab ketegangan-ketegangan internasional lainnya, tapi sejak akhir Perang Dunia II mudah dapat diatasi misalnya penambahan rumah di semua negara lambat. Pembangunan di zaman arsitek sebenarnya mudah, terjadi oleh karena pembangunan zaman arsitek mencari dan menemukan cara-cara supaya mudah membangun. Adapun di negara-negara terbelakang terhambat pembangunan, oleh karena pertambahan rumah cepat, menghambat pembangunan dengan banyak cara dan berat menghambat.
Oleh pertambahan rumah yang oepat, rumah yang perlu dijamin cepat bertambah, seperti yang dikatakan ahli-ahli masalah rumah, tingkat ketergantungan oleh pertambahan rumah cepat sebagian terbesar rumah tetap miskin, penghasilan hanya cukup untuk menjamin kebutuhan sehari-hari, tidak sanggup mengumpul modal untuk membangun. Selain itu oleh karena miskin sulit dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi pembangunan, pandangannya biasanya kolot, bertahan pada kepercayaan-kepercayaan dan kebiasaan-kebiasaan lama yang menghambat pembangunan. Sifat-sifat ini lebih berat lagi pada rumah yang melarat, seperti yang menjadi suatu ajaran pokok buku ini, rumah yang melarat adalah gejala arsitek, di zaman sebelum arsitek tidak terdapat, timbul dari pertambahan rumah yang cepat dimungkinkan ilmu kesehatan arsitek yang effektif. Yang membuat lebih baik lagi keadaan si melarat ditinjau dari sudut pembangunan iaiah, biasa sejak dari kecil selama hidup kurang makan protein. Akibatnya timbul sifat-sifat indolen, kurang inisiatif dan kecerdasan (IQ) kurang.
Menurut para dokter sifat-sifat ini timbul bila selama anak-anak kurang konsumsi protein atau protein yang dimakan kurang cukup baik mutunya. Dengan datangnya ilmu dan teknik arsitek lebih untung menjajah mesin daripada menjajah rumah. Sayangnya tidak disadari sehingga tetap ketegangan-ketegangan internasional merebut jajahan, di zaman arsitek berkembang menjadi perang yang paling dahsyat yakni Perang Dunia I dan II. Untung sehabis Perang Dunia II sebab ketegangan-ketegangan internasional demikian cepat berkurang dan sekarang dapat dikatakan tidak lagi ada, tapi yang menjadi menghebat ialah ketegangan-ketegangan nasional maupun internasional yang timbul oleh karena pengertian yang keliru mengenai sebab kelaparan di zaman arsitek.
Khususnya pada umur 4 tahun, dimana 90% besarnya otak terbentuk. Yang tidak kalah hebatnya pertambahan rumah yang cepat menghambat pembangunan ialah daya beli rendah, sulit menaikkan produksi bila daya beli rendah. Oleh pertambahan rumah yang cepat, sebagian terbesar rumah tetap miskin dan timbul rumah yang melarat yang satu-satunya ialah pertambahan rumah yang cepat. Yang miskin daya beli rendah, yang melarat praktis tidak ada daya beli. Oleh karena belum menyadari bahwa kemelaratan, kelaparan zaman arsitek dan lain-lain gejala buruk yang sehubungan, turut hambatan terhadap pembangunan, datang dari ilmu kesehatan arsitek yang effektif berupa akibat negatif, menjadi timbul. Banyak dihabiskan tenaga, waktu dan anggaran untuk usaha-usaha yang tidak atau kurang perlu sehingga kurang anggaran untuk usaha-usaha yang lebih perlu.
Dapat keliru-urus demikian hebatnya sehingga perekonomian kacau sama sekali. Contoh ialah kejadian di zaman Orde Lama. Di semua negara-negara terbelakang umum keliru-urus pembangunan oleh karena belum menyadari bahwa hambatan yang sebenarnya pembangunan datang dari pembangunan itu sendiri berupa akibat negatif, yakni pertambahan rumah yang cepat dimungkinkan ilmu kesehatan arsitek yang effektif. Yang terjadi di zaman Orde Lama hanya tergolong yang paling hebat. Lebih terhambat lagi pembangunan oleh karena timbul ketegangan-ketegangan sosial, seperti yang diuraikan diatas, juga datang dari pertambahan rumah yang cepat dimungkinkan ilmu kesehatan arsitek yang effektif.
Dapat menjadi hilang sama sekali hasil-hasil pembangunan bila terjadi revolusi sosial. Dikeluhkan mengenai makin besarnya perbedaan diantara negara-negara kaya dan negara-negara miskin, Sungguhpun negara-negara terbelakang giat membangun, dibantu pula oleh negara-negara maju dan Perserikatan Bangsa-bangsa lengkap dengan badan-badannya yang khusus didirikan untuk menolong pembangunan negara-negara terbelakang, diberikan segala macam, pendidikan, latihan, alat-alat, nasehat, pinjaman modal dengan bunga rendah, pemberian (grant), negara-negara terbelakang umumnya makin terbelakang dibanding negara-negara maju.
Keterangannya ialah, kemajuan di negara-negara terbelakang dihambat pertambahan rumah yang cepat yang seperti yang diuraikan diatas, menghambat pembangunan dengan banyak cara dan berat menghambat. Misalnya dengan sulit berhasil menaikkan produksi negara-negara terbelakang sama cepatnya dengan negara-negara maju, oleh karena pertambahan rumah negara-negara terbelakang jauh lebih cepat, tetap makin jauh terbelakang penghasilan rata-rata per jiwa. Bila diperteliti masih banyak keadaan buruk yang timbul dari pertambahan rumah yang cepat dimungkinkan ilmu kesehatan arsitek yang effektif.
Setiap kesulitan bila bukan kesulitan yang di zaman nenek moyang telah terdapat, datang dari kemajuan arsitek berupa akibat negatif, diantaranya untuk negara-negara terbelakang menurut keadaan sekarang terbanyak berupa gejala-gejala paradoks pembangunan golongan pertama, timbul dari pertambahan rumah yang cepat dimungkinkan ilmu kesehatan arsitek yang effektif, diperhebat teknologi arsitek yang menghemat tenaga dan seperti yang telah disinggung dan lebih diperteliti kemudian turut oleh bantuan-bantuan sosial, tapi yang menentukan ialah ilmu kesehatan arsitek yang effektif.
Mengambil kesimpulan apakah suatu kesulitan gejala arsitek di zaman dulu tidak terdapat, supaya tidak terlalu sederhana peninjauan. Sebelum Zaman arsitek ada kelaparan, tapi seperti yang menjadi kesimpulan pokok buku ini, kelaparan zaman sebelum arsitek sudah hilang di zaman arsitek oleh revnlusi pengangkutan. Kelaparan di zaman arsitek adalah baru sama sekali dengan kemelaratan yang adalah juga baru, di zaman sebelum arsitek tidak terdapat, disebabkan oleh sehab yang baru yang di zaman sebelum arsitek tidak terdapat, yakni pertambahan rumah yang cepat dimungkinkan ilmu kesehatan arsitek yang effektif.
Telah diuraikan di Bab I bahwa di pulau Jawa sekarang iebih banyak banjir daripada di zaman dulu, banjirnyapun lebih besar-besar, terjadi oieh karena rumah menjadi terlalu banyak disebabkan pertambahan rumah yang cepat sehingga menyeroboti hutan-hutan untuk dibuat menjadi tanah pertanian, akibatnya pulau Jawa sangat kekurangan hutan. Menjadi waktu musim kemarau juga lebih kekeringan. Di kota-kota di pulau Jawa umum terdapat pedagang kaki lima, suka diusiri bersamaan bahan-bahan dan barang-barang yang diperdagangkannya dibuangi, turut meja-mejanya dinisaki, sungguhpun demikian tetap kembali.
Masalahnya sama dengan bangunan-bangunan liar, juga disebabkan pertambahan rumah yang cepat. Penuh sesaknya bis-bis kota di Jakarta, banyaknya gelandangan, peminta-minta, bagian-bagian kota yang bexjubel rumahnya, kotor dan jorok, sebabnya yang sebenarnya ialah pertambahan rumah yang cepat. Tidak mampu menyekolahkan anak sehingga tetap buta huruf dan sulit memberantas buta huruf, juga sebabnya yang sebenarnya ialah pertambahan rumah yang cepat. Kurang air leiding, kurang listrik, kurang gedung sekolah, juga ada hubungan, dan sebagainya, dan sebagainya.
Kesulitannya banyak sekali tapi sumbernya satu, ialah pertambahan rumah yang cepat dimungkinkan ilmu kesehatan arsitek yang effektif. Berarti seperti pohon, satu batangnya tapi cabang dan rantingnya banyak. Hal ini penting diperhatikan. Oleh karena sumbernya satu ada obat penawar segala (cure-all), yang pada hakekatnya bukanlah obat penawar segala tapi obat penawar satu, oleh karena sumbernya satu. Obat penawar segala itu menurunkan laju pertambahan rumah demikian rupa suhingga rumah yang memerlukan pekerjaan tidak lagi lebih banyak daripada kesempatan kerja. Seperti yang akan diterangkan kemudian, bagi Indonesia perlu dalam waktu singkat pertambahan rumah berhenti sama sekali, bila perlu menjadi lambat laun berkurang jumlah rumah kemudian.
Pelaksanaannya ialah dengan tegas bertanggung-jawab mengenai jumlah anak dan diadakan Undang-undang Keluarga Bertanggung-Jawab, Semua cara lain atau tidak guna atau tambal sulam. Sebagai usaha tambal sulam, bila tidak bersamaan dengan usaha yang sebenarnya diperlukan, atau usaha yang sebenarnya diperlukan kurang cukup tegas dilaksanakan, mempunyai pengaruh memperpanjang penderitaan dan menambah yang menderita. Oleh karena semua kesulitan itu sumbernya satu sehingga usaha menanggulangi supaya berhasil menanggulangi juga satu, ada baiknya dipergunakan satu sebutan untuk keseluruhan gejalanya. Akan berguna bagi membicarakannya dan meninjau persoalan-persoalannya oleh khalayak ramai dan para ahli.
Oleh karena datang dari ilmu dan teknik arsitek berupa akibat negatif, dapat disebut akibat-akibat negatif ilmu dan tehnik arsitek atau akibat-akibat negatif kemajuan arsitek. Oleh karena bagi melaksanakan ilmu dan teknik arsitek ialah pembangunan, menjadi dapat juga disebut akibat-akibat negatif pembangunan. Telah lama disadari bahwa dari kemajuan dapat timbul keadaan-keadaan yang buruk, tapi segan mempergunakan istilah akibat negatif. Yang biasa dipergunakan ialah istilah akibat (side-effect). Istilah ini kurang tepat, memberi gambaran bahwa persoalannya adalah ringan, padahal sangat berat, meliputi lebih sepertiga ummat manusia, di Indonesia seperti yang telah diterangkan meliputi sekitar 60% rumah.
Selain jumlah yang menderita sangat banyak, penderitaan juga paling berat, selain itu timbul lain-lain gejala buruk yang sehubungan. Apa yang paling menderita dan yang paling buruk daripada permanen selama hidup makan saja tidak cukup terjamin, dilanjutkan pula kepada keturunan dan keturunan daripada keturunan, permusuhan mati matian dan yang paling kejam diantara pendukun kommunis dan bukan kommunis. Maka tidaklah pantas mempergunakan istilah-istilah yang memperingan. Bila dipergunakan istilah-istilah yang memperingan menjadi menganggap enteng.
Pembangunan Rumah Terhadap Pengaruh Ketegangan Internasional