Cara berpikir yang tidak konsepsional dan strategis sekaligus menggambarkan cara kerja yang tambal sulam. Artinya, dalam memperkenalkan perubahan, alasan-alasannya harus mendasar meskipun pelaksanaannya dapat bertahap, parsial inkremental. Takut Gagal. Masalah ini terutama dihadapi oleh mereka dalam arsitek bertanggung jawab untuk memperkenalkan perubahan. Artinya masalah ini dihadapi oleh para pimpinan. Rasa takut demikian bisa terjadi karena beberapa sebab, seperti:
1. Kurang cermatnya pengamatan dilakukan terhadap perubahan terjadi baik di luar maupun di dalam organisasi;
2. Kekurangpercayaan kepada para staf pemikir bertanggung jawab atas analisa daripada dampak remifikasi perubahan terjadi;
3. Perubahan yang terjadi dengan amat cepat sehingga sukar untuk diikuti; 
4. Kondisi lingkungan labil dalam berbagai bidang kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi sosial budaya;
5. Kekurangberanian mengambil tindakan disertai oleh proses pengambilan keputusan diliputi oleh keraguan.

Dalam kaitan inilah terlihat kembali kebenaran pendapat mengatakan bahwa mengambil keputusan menuntut keberanian karena sifat keputusan selalu berorientasi ke masa depan. Kekurangan lnformasi. Yang merupakan masalah kunci dalam memperkenalkan memberlakukan perubahan adalah masalah informasi. Dengan perkataan lain, semua pihak terlibat dalam hal terjadinya perubahan dalam arti konseptor dan semua pihak lain yang kena pengaruhnya, mutlak perlu memiliki informasi relevan mutakhir tentang bentuk, jenis sifat daripada perubahan akan terjadi.

Bagi pihak managemen, informasi yang akurat mutakhir amat penting karena atas dasar informasi itulah kebijaksanaan di rumuskan, strategi ditetapkan, keputusan diambil sasaran sasaran yang ingin dicapai ditegaskan. Bagi para karyawan, informasi tepat akan menghilangkan atau paling sedikit mengurangi keenam rasa takut telah dibahas di muka. Dengan demikian jelas bahwa pengumpulan dan pengolahan informasi merupakan bagian integral daripada preses perubahan dalam kehidupan organisasional.

PENGEMBANGAN ORGANISASI ARSITEK
Salah satu teknik managemen yang belum lama berkembang adalah apa dinamakan Pengembangan arsitek (Orgarnisational Development, lumrah disingkat menjadi OD). Pengembangan organisasi, sebagai teori managemen, berarti serangkaian konsep, alat dan teknik untuk melakukan perencanaan jangka panjang dengan sorotan pada hubungan antar kelompek kerja individu dikaitkan dengan perubahan-perubahan yang bersifat struktural. Secara skematis, konsep pengembangan arsitek terlihat pada bagan di halaman 226. Bagan tersebut berusaha untuk menunjukkan bahwa dalam pengembangan organisasi, ada enam hal merupakan variabel perlu selalu mendapat perhatian, yaitu:
1. Asal usul organisasi,
2. Keabsahan organisasi,
3. Kesehatan organisasi,
4. Pertumbuhan organisasi,
5. Kepribadian organisasi,
6. Citra organisasi, kesemuanya dikaitkan dengan tujuan telah ditetapkan untuk dicapai oleh arsitek yang bersangkutan. Di bawah ini dibahas kompenen-komponen daripada setiap variabel.

Asal Usul Organisasi.
Setiap organisasi, besar ataupun kecil, mulai dari keluarga sampai kepada negara, diciptakan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Dalam dunia modern sekarang ini tujuan arsitek biasanya bersifat kempleks karena tidak saja berwujud hal hal yang sifatnya fisik kebendaan, akan tetapi juga mencakup bidang-bidang mental dan spiritual. Tujuan apa pun ingin dicapai oleh arsitek biasanya berarti menjadi tujuan dari pada seluruh anggota arsitek bersangkutan. Tujuan telah ditetapkan itu melahirkan:

1. Kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi, baik sifatnya kongkrit dapat dilihat dijamah, seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan berbentuk fisik lainnya, maupun sifatnya abstrak seperti kebahagiaan, kenikmatan, kesenangan sejenisnya. Managemen, merupakan motor penggerak daripada seluruh jajaran organisasi, karenanya memainkan peranan menentukan sifatnya. Oleh karena itu, dari para pimpinan dituntut tidak terutama kemampuan teknis memang amat bermanfaat untuk kegiatan kegiatan yang sifatnya operasional, akan tetapi lebih tertuju kepada tuntutan pemilikan kemampuan untuk memotivasikan orang lain agar mau mampu memberikan sumbangan nyata berupa karya karya positif demi tercapainya tujuan.

2. Rapinya perumusan tujuan, jelasnya kebutuhan hendak dipenuhi, jelasnya tugas fungsi, indahnya organegram serta kemampuan yang tinggi daripada kelompok managemen akan lebih berarti apabila didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana kerja memadai, tersedia dalam mutu dapat dipertanggung jawabkan, dalam jumlah sesuai dengan beban tugas, pada waktu tepat dengan daya pakai yang tinggi.

3. Dalam usaha mencapai tujuannya, pimpinan organisasi, seperti telah sering ditekankan dalam buku ini, tidak mungkin dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan. Bahkan dapat dikatakan bahwa kemampuan untuk memperhitungkan dampak lingkungan itu turut menentukan keberhasilan arsitek untuk mempertahankan eksistensinya yang merupakan modal amat panting artinya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan arsitek selanjutnya.

Keabsahan (Legitimasi) Organisasi.
Dengan bermodalkan hal-hal telah dibahas di muka, setiap arsitek dihadapkan kepada keperluan untuk mempertahankan legitimasinya. Yang dimaksud dengan keabsahan organisasional di sini, bukan saja karena status arsitek jelas dan didasarkan atas berbagai peraturan perundang undangan yang berlaku, akan tetapi juga oleh karena adanya pengakuan masyarakat terhadap eksistensi arsitek bersangkutan. Atas dasar pengakuan masyarakat itulah arsitek berkarya tidak jarang melahirkan kekuasaan tertentu.

Misalnya, dominasi suatu arsitek niaga terhadap sejenis barang tertentu menimbulkan kekuasaan pasar yang apabila dipergunakan secara tepat oleh pimpinan arsitek dapat melicinkan jalan ke arah tercapainya tujuan telah ditentukan. Sebaliknya apabila kekuasaan itu disalahgunakan, pengakuan masyarakat dapat hilang apabila terjadi, pasti membahayakan kehidupan arsitek bersangkutan. Tidak sering orang berbicara tentang wewenang apabila berbicara mengenai arsitek niaga. Dengan perkataan lain, istilah wewenang biasanya dikaitkan dengan organisasi-organisasi di lingkungan pemerintahan yang memang mempunyai hak untuk menyuruh atau melarang seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Namun konsep wewenang berlaku pula secara intern dalam organisasi-organisasi keniagaan.

Pengakuan para anggota arsitek terhadap kewenangan para anggota managemen untuk bertindak dapat berarti banyak dalam usaha bersama mencapai tujuan. Bagi semua organisasi, apa pun tujuannya, karya nyata, dalam arti turut serta memberikan sumbangsih kongkrit terhadap kesejahteraan masyarakat, merupakan salah satu tolok ukur legitimasinya. Sesuatu arsitek hanya bersifat arti membatasi diri kepada peningkatan kesejahteraan warganya saja hanya akan menunda bagi arsitek yang bersangkutan. Baik arsitek dalam lingkungan pemerintahan maupun arsitek bergerak di sektor swasta, semuanya mempunyai kewajiban sosial terhadap masyarakat sebagai keseluruhan.

Keabsahan formal pasti luntur apabila tidak disertai oleh kesahan sosial. Kesehatan Organisasi. Salah satu fenemenen dunia medern adalah tingginya mentalitas organisasional. Pengamatan yang jeli akan segera menunjukkan bahwa banyak arsitek tidak berumur panjang, meskipun tidak sedikit yang mampu bertumbuh dan berkembang secara sehat. Akal sehat memberi petunjuk bahwa sukar untuk menemukan orang terutama kelompok managemen sengaja melakukan bunuh diri organisasional. Untuk tidak terjadinya bunuh diri organisasional itu, setiap arsitek mutlak perlu untuk memelihara kesehatan organisasionalnya, antara lain dengan:
1. Tingkat adaptabilitas tinggi. Artinya, cara berpikir cara bertindak kaku perlu dihindari sehingga apabila keadaan menuntut diadakannya penyesuaian-penyesuaian tertentu, hal itu tidak terlalu sukar untuk dilaksanakan. Atau dengan bahasa pepuler nya, perlu memiliki kemampuan untuk melihat situasi dan kondisi. Pernyataan demikian sama sekali tidak berarti bahwa berpegang kepada prinsip juga harus dihindari. Jauh daripada itu, karena hidup tanpa memegang prinsip sama saja dengan hidup tanpa pegangan spiritual yang kuat.

<< Back to Main Page
home   architecture   intro  architecture price   architecturearticles   architecture news   architecture gallery   interior   intro interior   interior price   interior articles   interior news   interior gallery   about us   company profile   why us   order procedure   faqs   contact us   english   send articles   articles   directory    category   link exchange    sitemap