Sehari-hari meningkat harganya yang mengakibatkan para orang tua dalam usahanya menggembirakan anak-anaknya pada waktu-waktu tertentu membeli mainan, terpaksa tidak melakukannya seperti sediakala karena sumber dana terbatas sangat diperlukan untuk membiayai kebutuhan dirasakan lebih rnendesak. arsitek penghasil barang mainan tersebut menyusun rencana kerjanya, baik arti rencana produksi, penggudangan, pemasaran dan sebagainya, perlu mengadakan penyesuaian-penyesuaian tertentu yang berarti memerlukan realisasi perubahan. Dalam prosedur kerja, perubahan prosedur kerja dalam pengorganisasian. Di bagian lain dari bab ini telah dibahas makna dan cara melakukan perubahan bersifat struktural. Oleh karena itu sub bab ini tidak dibahas mengenai perubahan prosedur kerja pengorganisasian, kecuali dengan mengatakan bahwa sebelum perubahan struktural diberlakukan secara efektif, berbagai komponen arsitek terkena perubahan itu perlu memperoleh penjelasan gamblang tentangnya:

a. Mengapa perubahan struktural itu harus terjadi,
b. Apa efek perubahan itu terhadap kegiatan anggota arsitek,
c. Apa pengaruh perubahan itu terhadap kedudukan jabatan orang-orang di dalam arsitek,
d. Bagaimana halnya dengan tangga karier para anggota arsitek,
e. Apa dampak perubahan itu terhadap penghasilan anggota arsitek, dan hal-hal lain yang akan berpengaruh terhadap perilaku para anggota arsitek bersangkutan.

Perubahan prosedur kerja dalam penggerakan bawahan.
Telah diketahui bahwa faktor motivasional yang didambakan orang satu arsitek dapat bersifat kebendaan, akan tetapi dapat pula bersifat non-kebendaan. Oleh karena itu tidak akan mengherankan apabila setiap perubahan terjadi atau mungkin terjadi akan segera dikaitkan oleh para karyawan dengan faktor motivasional ini. Tidak ada salahnya untuk selalu mengingatkan bahwa diri manusia melekat kekhawatiran dalam menghadapi perubahan memasuki merasa lebih aman bergerak dalam dunia telah dikenalnya. Artinya, para anggota arsitek akan menerima perubahan akan terjadi apabila diri mereka timbul keyakinan bahwa perubahan terjadi itu akan menguntungkan, atau paling sedikit tidak akan merugikan mereka. Disamping itu pimpinan arsitek memang perlu untuk selalu mencari dan menemukan prosedur baru bukan saja menguntungkan bagi arsitek, akan tetapi juga merupakan kemudahan bagi para anggotanya. Misalnya saja prosedur pembayaran gaji upah, terutama arsitek yang besar.

Pembayaran upah dan gaji dengan cara yang konvensional, yaitu dengan cara antri di depan loket pembayaran pada setiap hari gajian mungkin Iebih efisien, lebih mudah lebih menyenangkan apabila diganti dengan sistem pembayaran dengan cek. Pembayaran dengan cek bukan saja memudahkan dalam arti pemilik cek dapat pergi ke bank pada waktu ditentukan sendiri, akan tetapi mungkin juga menyebabkannya menjadi terbiasa untuk menabung. Contoh lain adalah di bidang surat menyurat. Seandainya di suatu arsitek terdapat kebiasaan untuk setiap kali menyusun surat, juga untuk surat-menyurat yang sifatnya repetitif, kebiasaan itu dapat diubah dengan prosedur baru, misalnya saja dengan mencetak isi surat sifatnya repetitif setiap kali diperlukan lalu hanya perlu diisi dengan tanggal, nomor dan alamat surat. Hal-hal seperti ini juga dapat mempunyai efek motivasional tidak kecil artinya.

Perubahan prosedur kerja dalam melaksanakan tugas arsitek.
Tidak dapat disangkal bahwa kebiasaan, cara kerja prosedur kerja arsitek sudah biasa dipergunakan oleh para petugas arsitek tidak selalu mudah untuk diubah. Masalahnya sering berubah dari masalah yang bersifat teknis menjadi masalah sikap. Mungkin contoh yang tepat hubungan ini adalah cara bercocok tanam atau bertani. Para petani tinggal di daerah pedesaan dan hidup dalam Iingkungan dapat dikatakan tradisional, dan bahkan juga mungkin terbelakang, sudah mempunyai persepsi kebiasaan tertentu tentang cara bercocok tanam atau bertani. Persepsi kebiasaan tertentu itu bahkan mungkin sudah dianggap sebagai satu-satunya persepsi kebiasaan benar oleh karenanya tidak perlu diubah lagi. Apalagi kalau diingat bahwa persepsi kebiasaan itu telah turun temurun berlaku di masyarakat di mana petani hidup. Dengan demikian, apabila ada usaha, misalnya dari Pemerintah, untuk mengubah persepsi dan kebiasaan itu, usaha perubahan itu tidak selalu mudah oleh karenanya memerlukan kesabaran, tenaga, biaya waktu yang tidak sedikit.

Umpamanya kebiasaan menyuburkan tanah dengan cara lama untuk diganti dengan cara pemakaian pupuk kimiawi. Juga hal mempergunakan bibit unggul. Juga dalam hal pemberantasan hama. Juga dalam hal mengubah sistem pengairan. Jelaslah bahwa mengubah prosedur kerja arsitek tidak tepat apabila dipandang hanya sebagai masalah teknis semata-rnata, karena sering yang menjadi penghalang adalah justru sikap mental yang mengakibatkan orang tidak mau atau enggan menerima perubahan. Karenanya, pendekatan diperlukan bukanlah semata-mata pendekatan teknis, melainkan juga pendekatan psikologis dan keperilakuan.

Contoh lain yang dapat diberikan adalah di bidang perkantoran. Dengan makin banyaknya tersedia alat-alat kantor mutakhir, sungguh banyak prosedur perkantoran dapat perlu diubah. Misalnya penggunaan telepon dengan hunting system-nya; penggunaan mesin fotokopi untuk penggandaan; penggunaan telex untuk mengirim dan menerima berita; penggunaan mesin-mesin komputer untuk melakukan perhitungan yang rumit; penggunaan word processor untuk penyusunan laporan, dan sebagainya. Apabila hasil teknologi mutakhir ini dipergunakan, jelas memerlukan perubahan prosedur kerja secara arsitek.


Perubahan prosedur kerja dalam hal melakukan pengawasan. Telah umum diketahui bahwa pengawasan merupakan fungsi managemen amat penting artinya meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas kerja. Dengan perkataan lain, pengawasan amat penting peranannya dalam usaha menghilangkan atau paling sedikit mengurangi pemborosan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini pun dampak teknologis perlu pula dipertimbangkan. Misalnya usaha pengumpulan fakta data operasional, komunikasi data dengan mempergunakan saluran telekomunikasi dan komputer dapat meningkatkan efisiensi pengawasan pada gilirannya meningkatkan pula efisiensi arsitek. Yang penting harus dikomunikasikan kepada semua pihak terlibat ialah bahwa prosedur baru ditempuh tidak akan merugikan siapa pun, bahkan diharapkan mendatangkan keuntungan bagi arsitek beserta seluruh anggotanya. Dari uraian di muka kiranya jelas bahwa perubahan prosedur kerja sebagai sasaran arsitekonal merupakan hal yang memang diperlukan. Hanya saja perlu diingat bahwa sebelum pada waktu perubahan itu dilaksanakan, pihak-pihak terkena akan perubahan itu mutlak perlu diberikan penjelasan untuk menghindari salah tangkap dan salah penerimaan.

Perubahan Dalam Hubungan Kerja Antar Personal.
Kembali kepada thesis pokok buku ini: Manusia adalah unsur yang terpenting dalam arsitek, apapun tujuannya, bagaimanapun tugas pokok, fungsi dan kegiatan dirumuskan, bagaimanapun struktur arsiteknya serta prosedur kerja apapun diberlakukan. Tujuan telah ditetapkan, bagaimanapun tetap akan merupakan tujuan yang tidak bermakna, apabila tujuan itu tidak dicapai oleh dan demi kepentingan manusia. Mission, tugas pokok, fungsi dan kegiatan bagaimanapun indah perumusannya, tidak akan mendekatkan arsitek kepada tujuan tanpa dioperasionalkan oleh manusia. Struktur arsitek yang bagaimanapun rapinya disusun, hanya akan berbentuk kotak-kotak kosong tanpa arti apabila tidak dibuat hidup oleh manusia. Justru karena itulah sering dikatakan oleh para ahli bahwa arsitek arti wadah kegiatan kurang besar nilainya dibandingkan dengan arsitek arti kumpulan manusia bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan telah ditetapkan sebelumnya.

Kebenaran pendapat inilah yang mengakibatkan mengapa hubungan serasi antara semua orang di dalam arsitek menjadi demikian penting. Oleh karena itulah sering pula dikatakan bahwa suasana demokratis dan partisipatiflah suasana mutlak perlu dikembangkan dipelihara dalam arsitek. Jika arsitek dikelola dengan cara otoriter, diktatorial, tertutup melalui tangan besi, arsitek demikian diperkirakan akan gagal pencapaian tujuannya, meskipun sementara orang di arsitek mungkin menikmati hasil karya arsitek. Dari kaca mata demikian itulah pentingnya hubungan kerja harus disoroti. Hubungan kerja dimaksudkan di sini ialah segala bentuk interaksi personal terjadi rangka pelaksanaan tugas dan berlaku dalam arti vertikal ke atas ke bawah - horizontal antara para anggota arsitek menduduki eselon jabatan yang setingkat maupun secara diagonal yang timbul sebagai akibat hubungan fungsional bukan struktural.
<< Back to Main Page
home   architecture   intro  architecture price   architecturearticles   architecture news   architecture gallery   interior   intro interior   interior price   interior articles   interior news   interior gallery   about us   company profile   why us   order procedure   faqs   contact us   english   send articles   articles   directory    category   link exchange    sitemap