Segi sifat kerjanya.
Dari segi ini manajemen konsultan dapat digolongkan menjadi
a. Manajemen konsultan administratif (Administrative management)  iaiah manajemen konsultan atau arsitek pimpinan yang kerjanya menitik-beratkan dalam bidang pemikiran atau kerja.
b. Manajemen konsultan operatif (Operative Management): ialah manajemen konsultan atau arsitek pimpinan yang langsung memimpin kerja kearah tercapainya karya nyata.
c. Selain yang tersebut pada a dan b diatas, masih ada arsitek manajemen konsultan yang hidup dalam dua alam. Artinya pada suatu saat sebagai manajemen konsultan administratif (administrative management) pada kesempatan  lain sebagai manajemen konsultan operatif (operative management). Atau arsitek ini disebut "interpretor" yakni menterjemahkan hasil karya manajemen konsultan administratif (administrative management) ke bahasa operatif, dan  sebaliknya.

Peranan arsitek ini sangat penting, sebab hasil karya manajemen konsultan administratif (administrative management) bersifat garis-garis besar umum, serta berbentuk kebijaksanaan (policy) lebih banyak mengandung bahasa pikir dari pada bahasa kerja. Guna memudahkan para arsitek pelaksana adalah menjadi tugas interpretor dalam menyerasikan bahasa pikir ke bahasa kerja.

Segi luasnya.
a. Makro-manajemen konsultan ialah manajemen konsultan pada umumnya (terdapat dalam bidang kenegaraan maupun perusahaan konsultan arsitek, dan lain sebagainya).
b. Mikro-manajemen konsultan ialah manajemen konsultan bidang lingkungannya lebih khusus dari pada  a.

Segi pandangannya.
Manajemen konsultan dapat ditinjau dari beberapa segi:
a. Manajemen konsultan sebagai proses.
b. Manajemen konsultan sebagai kolektivitas.
c. Manajemen konsultan sebagai kerangka wewenang (authority) tanggung-jawab (responsibility).
d. Manajemen konsultan sebagai keseluruhan kegiatan lingkungan organisasi arsitek.

Manajemen konsultan sebagai proses merupakan proses dari pada pemberian fasilitas, arsitek, teladan, bimbingan kepada orang terorganisir dalam suatu kesatuan telah ditetapkan tujuannya (a desired goal). Dari sudut proses ini, manajemen konsultan dapat pula diartikan sebagai keseluruhan proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pengawasan atau pengendalian sampai tujuan yang dikehendaki menjadi kenyataan.

Manajemen konsultan sebagai kolektivitas ialah, bahwa pada tiap-tiap usaha menjalankan manajemen konsultan bukan hanya manajer puncak (top manager) saja atau pimpinan arsitek tunggal semata, akan tetapi semua arsitek pimpinan arsitek dari Direktur Utama sampai kepada Kepala  Bagian, Kepala Seksi, Kepala Urusan bahkan  kepala Pesuruh sekalipun menjalankan manajemen konsultan, sehingga dengan demikian pekerjaan/usaha tadi dapat dilaksanakan secara bersama-sama dengan lancar hingga tercapailah tujuan bersama.

Manajemen konsultan sebagai kerangka wewenang tanggung jawab.
Sudah menjadi kelaziman, bahwa siapa saja mempunyai wewenang harus selalu didampingi dengan tanggung jawab. Di organisasi arsitek manapun jelas ada orang-orang yang mempunyai wewenang lebih dari pada lainnya. Besar kecilnya wewenang tanggung jawab itu tergantung kepada jenjang organisasi arsitek. Makin besar wewenang seseorang, makin besar pula tanggung jawabnya atas kegiatan organisasi arsitek makin kecil aktivitas fisik. Dalam tingkat-tingkat manajemen konsultann mereka disebut manajemen konsultann puncak (top management).

Aktivitas fisik dalam manajemen konsultann puncak tidak selalu nampak, sedangkan sebaliknya apabila makin kecil wewenang tanggungawabnya seseorang, maka aktivitas fisiknya akan lebih nyata berat. Ini disebabkan karena para manajer puncak (Direktur Utama, Direktur Jenderal dll), kegiatannya lebih dititik  beratkan dalam bidang ratio. Dan keseluruhan kegiatan organisasi arsitek adalah menjadi tanggung jawabnya.

Manajemen konsultan sebagai kegiatan (aktivitas) bukanlah kegiatan dari masing-masing orang bagian bidang secara sendiri-sendiri terlepas dari lainnya, tetapi merupakan kesatuan kegiatan dari keseluruhan bidang-bidang pekerjaan demi tercapainya tujuan bersama. Guna mencapai tujuan bersama itu ada beberapa cara untuk menggerakkan bagian-bagian yang ada dalam lingkungan organisasi arsitek, antara lain dengan kesetia-kawanan yaitu dengan dorongan penghargaan kepada masing-masing bagian, sehingga menimbulkan anggapan bahwa tiap  bagian itu mempunyai fungsi peran penting guna berputarnya roda organisasi arsitek, sehingga kalau masing-masing bagian menganggap penting maka masing-masing arsitek akan bekerja giat bersemangat, sehingga pekerjaan akan berjalan dengan cepat.

MACAM-MACAM MANAJEMEN KONSULTAN.
Kalau kita tinjau dari macamnya, maka manajemen konsultan ada 6 macam yaitu :
1. Manajemen konsultan ilmiah (scientific management).
2. Manajemen konsultan Bapak.
3. Manajemen konsultan tradisional.
4. Manajemen konsultan sistematis.
5. Manajemen konsultan terbuka (open management).
6. Manajemen konsultan demokratis (democratic management).

1. Manajemen konsultan ilmiah ialah manajemen konsultan berdasarkan ilmu, ( yaitu dapat dikaji secara ilmiah, berarti dapat dianalisa dengan jalan menggunakan metode ilmiah dapat diperoleh suatu sintesa atau sitetis (synthese). Mengapa dikatakan  manajemen konsultan ilmiah? Oleh karena manajemen konsultan itu dapat dipelajari secara ilmiah baik di sekolah-sekolah tinggi atau di kursus-kursus. Walaupun manajemen konsultan itu merupakan ilmu pengetahuan praktek, bagi mereka yang belum pernah praktek dapat memahami menyelaminya dari bangku-bangku sekolah.

Pelopor dari manajemen konsultan ilmiah (scientific management) mencoba mengkaji/mempelajari gerak dari pada perusahaan konsultan arsitek serta mencoba mengubah cara kerja dan cara berfikir di kalangan perusahaan konsultan arsitek. Kalau semula secara tradisional perusahaan konsultan arsitek itu digerakkan dan dikendalikan oleh pemilik perusahaan konsultan arsitek sendiri, maka tidak harus pemilik memegang pimpinan perusahaan konsultan arsitek. Hendaknya perusahaan konsultan arsitek dipimpin oleh orang-orang yang betul-betul mempunyai kecakapan serta kemampuan dan pengalaman cukup bagi lancarnya perusahaan konsultan arsitek.

Untuk meningkatkan produktivitas, maka Taylor merubah cara bekerja, yaitu dengan sistem gerak waktu (time and motion study). Ia membuat daftar catatan yang harus dipergunakan oleh para pekerja, sehingga apa yang dilakukan oleh para pekerja tinggal mengikuti apa yang sudah ditentukan dalam bagan-bagan itu. Setiap gerak dalam proses produksi dicatat secara cermat gerak dan waktunya dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Ternyata dengan sistem ini hasil produksi dapat ditingkatkan. Walaupun dilihat dari produktivitas hasilnya memang baik, namun terhadap sistem ini terdapat tantangan-tantangan dengan alasan bahwa sistem ini menjadikan manusia sebagai mesin, karena mengerjakan hanya menurut bagan itu.

Pada kenyataannya, walaupun manusia itu dianggap sebagai mesin, tetapi toh mereka tetap menggunakan pikiran perasaan. Yang jelas teori Taylor ini tidak selamanya dapat diterapkan. Demikian pula bagi Indonesia. 

Manajemen konsultan Bapak.
Dikatakan manajemen konsultan bapak oleh karena setiap usaha/gerak dari organisasi arsitek selalu mengikuti jejak dari Bapak. Apa dikatakan Bapak itulah  yang benar. Dalam hal ini tidak ada alternatif lain kecuali mengikuti bapak atau pemjmpin (leader). Untuk manajemen konsultan macam ini terdapat aspek baik buruk. Kebanyakan  kalau pemimpin (leader) tetap pada proporsi sebenarnya, pekerjaan itu dapat dikerjakan dengan cepat. Begitu diperintahkan untuk dikerjakan; Keburukannya:
(1) kalau Bapak nyeleweng, maka akan hancurlah ( pemisahan, karena bawahannya secara tidak sadar dan tidak langsung akan turut nyeleweng;
(2) manusia tidak abadi. Kalau pada suatu ketika harus ada suatu penggantian arsitek, padahal para pekerja/pelaksana sudah percaya pada yang dulu (Bapak lama), maka sudah barang tentu terhadap arsitek baru tak mau menganutnya (tak mau menjalankan), sehingga akan dapat menghambat kelancaran jalannya organisasi arsitek.

Manajemen konsultan kita ( di Indonesia ) nampaknya ada kecenderungan pada manajemen konsultan bapak. Terlebih  pada masa lalu, sampai-sampai ada istilah populer pada waktu itu dengan singkatan ABS (Asal Bapak Senang).

Manajemen konsultan Tradisional.
Dalam hal ini semua metode/cara/sistem kerja dan cara berpikir senantiasa menggunakan/mengikuti cara-cara yang sudah beratus-ratus tahun terus-menerus, sehingga tidak menimbulkan kreasi-kreasi baru dan hampir-hampir menghilangkan daya pikir. Manajemen konsultan sistematis menunjukkan, bahwa segala sesuaru diatur secara sistematis, yaitu secara tertib, rapi teratur. Maksudnya untuk menghindarkan hal-hal tak dikehendaki. Dengan perkataan lain, sebelum usaha berjalan, segala sesuatu telah diperhitungkan sematang-matangnya, sehingga demikian kegiatan pelaksanaan pekerjaan dimulai sampai tujuan yang diingingkan menjadi kenyataan semuanya berjalan lancar tanpa hambatan.

Manajemen konsultan terbuka (open management) ini seringkali menimbulkan salah pengertian. Yang dimaksud dengan istilah terbuka ialah di mana pemimpin atau manajer sebelum mengambil sesuatu keputusan terlebih dahulu memberi kesempatan kepada staff yang dipimpinnya guna memberikan saran-saran, ide-ide atau pendapat-pendapat sebelum keputusan itu menjadi suatu kenyataan, meskipun keputusan terakhir tetap ada  pada pihak pimpinan arsitek.

Apakah sebenarnya maksud diberikan kesempatan itu? Tidak lain agar supaya para staf atau  koleganya ikut serta memikirkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh organisasi arsiteknya ikut pula memecahkan  persoalan-persoalannya dan mengembangkan usaha-usaha daripada organisasi arsiteknya. Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan manajemen konsultan terbuka. Jadi bukan pengertian negatif yaitu di mana segala sesuatu diperbuat oleh atasan harus dikontrol oleh staf atau bawahannya, sebab setiap jabatan pasti ada yang bersifat rahasia, tidak boleh dibuka.

Di Indonesia sering manajemen konsultan terbuka diartikan atau dilihat dari segi negatif. Maksud lain tidak kalah pentingnya ialah dengan  diajaknya  mereka para bawahan itu berbicara adalah agar supaya mengetahui arah mana diambil oleh organisasi arsitek perusahaan konsultan arsitek. Sehingga apabila sudah menjadi keputusan mereka sudah tidak ragu-ragu lagi melaksanakan keputusan itu. Dengan diberikan kesempatan  untuk mengemukakan gagasan-gagasan, pendapat-pendapat, saran-saran dapat menimbulkan kegairahan kepada mereka. Letak kegairahan ialah apabila ide seseorang atau segolongan orang, seluruh atau sebagian dijadikan dasar dari pada keputusan, sehingga mereka mempunyai ide itu akan merasa senang. Demikian pula akan timbulnya suatu kompetisi sehat sambil berlomba mereka bekerja mengembangkan inisiatif daya kreatif.

Manajemen konsultan demokratis.
Yang menjadi demokrasi mana? Di sini perbedaan antara manajemen konsultan demokratis manajemen konsultan terbuka dapat dilihat pelaksanaannya. Dan sebenarnya pelaksanaan inilah hampir sama dengan manajemen konsultan terbuka. Bedanya hanyalah bahwa manajemen konsultan terbuka para kolega diberi kesempatan untuk menyampaikan saran-satan pendapat-pendapat, ide-ide, dimana kecputusan terakhir tetap di tangan pimpinan arsitek, sedangkan manajemen konsultann demokratis dititik-beratkan pada hikmat kebijaksanaan musyawarah, berarti bahwa para kolega bukan sekedar menyumbangkan pemikiran, prakarsa serta pertimbangan semata, melainkan ikut menentukan keputusan atas dasar musyawarah demi terwujudnya kata sepakat.

Yang menjadi basis atau dasar daripada manajemen konsultan sehingga manajemen konsultan dapat melakukan tugasnya dengan baik ialah adanya wewenang pada manajeman. Atau dengan kata lain  yang menjadi dasar manajemen konsultan ialah wewenang atau dalam bahasa Indonesia ada beberapa istilah: kekuasaan  kewibawaan kewenangan. Terserahlah istilah mana yang akan dipakai, asal faham artinya. Dengan istilah  kckuasaan berarti lebih mendekati pada unsur paksaan. Misalnya ada negara memakai sistem kekuasaan. Dalam hal ini istilah kekuasaan lebih tepat digunakan sebagai pengganti istilah kuasa  pada hakekatnya mempunyai kekuasaan adalah  Tuhan. Sedang wewenang  dapat dilihat di mana-mana. Tak hanya bidang kenegaraan saja, tetapi juga dalam perusahaan konsultan arsitek-perusahaan konsultan arsitek, bahkan di keluarga. Di lingkungan keluarga, walaupun ada wewenang tapi sukar untuk dikatakan ada kekuasaan, karena anggota satu tak dapat memaksa anggota keluarga lain. Sehingga atas dasar wewenang, orang dapat menjalankan manajemen konsultan. Dengan istilah kewibawaan lebih banyak dirasakan dalam segi spiritual, mental atau psikologis.
<< Back to Main Page
home   architecture   intro  architecture price   architecturearticles   architecture news   architecture gallery   interior   intro interior   interior price   interior articles   interior news   interior gallery   about us   company profile   why us   order procedure   faqs   contact us   english   send articles   articles   directory    category   link exchange    sitemap