Adalah hal yang sukar bahkan tidak mungkin untuk memberikan resep tentang strategi mana tepat dan berlaku semua situasi. Artinya, setiap arsitek menghadapi masalah pemecahannya sering menuntut terjadinya konsultasi organisasional sifatnya unik sehingga tidak mungkin memberikan duplikasi resep dapat menjamin hasil memuaskan. Meskipun demikian, secara umum mungkin dapat dikatakan bahwa pendekatan sifatnya parsial dilaksanakan secara inkremental lebih besar kemungkinan mendatangkan hasil lebih baik ketimbang pendekatan sifatnya menyeluruh dilaksanakan secara stimultan. Dengan perkataan lain, pada umumnya pendekatan evolusioner akan lebih menjamin keberhasilan tercapainya sasaran-sasaran konsultasi dibandingkan dengan pendekatan yang sifatnya revolusioner.

Di bidang institusional, misalnya, memperkenalkan konsultasi persatuan kerja akan lebih dibandingkan usaha reorganisasi secara menyeluruh. Dikatakan lebih manegable oleh karena:
1. Satuan-satuan kerja di arsitek mempunyai kemampuan kerja berbeda-beda disertai oleh susunan arsitek tidak sama. Dengan demikian, perhatian dapat ditujukan kepada satuan kerja misalnya, produktivitasnya rendah dan diatasi secara bertahap berencana juga, apabila perlu, mengubah struktur organisasinya.
2. Jumlah karyawan anggota arsitek lainnya terlibat lebih kecil sehingga lebih mudah untuk mengatasi implikasi-implikasi daripada konsultasi terjadi baik dalam bentuk kekhawatiran para karyawan maupun bentuk upaya peningkatan kemampuan kerja para karyawan bersangkutan.
3. Prosedur hubungan kerja mengalami konsultasi lebih mudah disusun kalau hanya menyangkut sebagian satuan kerja dan hanya berlaku sebahagian karyawan arsitek. Yang jelas, strategi apa pun hendak dipergunakan melakukan perubahan, strategi tersebut harus merupakan jaminan bahwa konsultasi akan diberlakukan bukan saja diperlukan, akan tetapi memang merupakan satu-satunya jalan untuk meningkatkan kemampuan arsitek mencapai tujuannya.

Menilai Hasil konsultasi Yang Terjadi.
Perlu disadari bahwa perkiraan keadaan dilakukan dan setepat-tepatnya strategi konsultasi itu dirumuskan, tetap tidak ada jaminan mutlak bahwa konsultasi terjadi sungguh-sungguh akan mencapai sasaran-sasaran diharapkan. Artinya, segala tindakan ditujukan ke masa depan tidak akan bebas dari risiko. Yang maksimal dapat dilakukan oleh manusia ialah memperkecil resiko tersebut hingga pada tingkat minim hal ini dapat terjadi karena adanya perhitungan-perhitungan matang. Oleh karena ini melakukan penilaian atas hasil, dampak implikasi daripada konsultasi merupakan bagian integral dari proses konsultasi itu. Jika hasil daripada konsultasi itu sesuai dengan harapan, maka dampaknya terhadap arsitek akan bersifat positif dan kalau pun ada implikasi-implikasi negatifnya, implikasi- implikasi tersebut menjadi lebih mudah untuk ditanggulangi.

Jika sebaliknya yang terjadi dus hasil diharapkan tidak menjadi kenyataan hal itu pun tidak usah membuat para konseptor konsultasi itu menjadi putus asa atau frustrasi, melainkan menjadikan pengalaman pahit itu menjadi guru baik memikirkan dan memperkenalkan perubahan-perubahan di masa akan datang.  Dengan demikian proses pendewasaan kehidupan organisasional menjadi lebih mantap. Ditinjau dari segi pendekatan keperilakuan, konsultasi berhasil mencapai sasarannya apabila di kalangan para anggota arsitek terdapat perasaan dirinya diperkaya melakukan pekerjaannya sehari-hari arti semakin diakuinya tingginya harkat dan martabat manusia dalam kehidupan organisasional. Perasaan demikian harus terdapat seluruh hirarkhi arsitek serta tercermin dalam hubungan kerja sehari-hari baik secara vertikal maupun secara horizontal.

Adalah hal yang manusiawi apabila para anggota arsitek menunjukkan kecenderungan untuk menolak setiap konsultasi akan diperkenalkan ke dan di arsitek. Pada umumnya manusia lebih senang berada pada situasi telah dikenalnya. Dengan perkataan lain pimpinan arsitek perlu menyadari bahwa mernperkenalkan konsultasi selalu disertai oleh berbagai masalah. Pengamatan dan penelitian organisasional memberi petunjuk bahwa pada umumnya terdapat lima masalah pokok harus diatasi dalam memperkenalkan perubahan, yaitu:
1. Rasa takut,
2. Penolakan terhadap perubahan,
3. Cara yang tidak didasarkan kepada landasan kuat,
4. Takut gagal, dan
5. Pihak-pihak terlibat tidak mendapat informasi tepat.

Di bawah ini akan dibahas secara singkat tentang tiap-tiap masalah. Rasa takut. Di atas telah dikemukakan bahwa adalah manusiawi apabila orang merasa takut apabila harus memasuki daerah dan situasi yang tidak dikenalnya. Orang akan lebih keadaan sudah biasa dihadapinya sehari-hari. Oleh karena itu adalah manusiawi pula apabila anggota arsitek dihinggapi rasa takut dalarn menghadapi konsultasi akan terjadi dengan beberapa alasan sebagai berikut:
1. Rasa takut bisa timbul oleh karena konsultasi yag akan diperkenalkan dikhawatirkan akan mempengaruhi pola karier seseorang dalam arsitek dengan perkataan lain rasa timbul apabila seseorang dihadapkan kepada keadaan tidak menentu.
2. Konsekwensi logis daripada ketakutan pertama adalah rasa takut akan kehilangan sumber penetapatan selama ini telah diandalkan membiayai hidupnya keluarganya yang jumlahnya secara pasti telah diketahuinya memungkinkannya membuat perencanaan penggunaannya dalam memuaskan kebutuhan hidup, baik sifatnya kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan maupun pemuasan kebutuhan mental spiritual seperti biaya sekolah,pengobatan, pembiayaan kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan, sebagainya.

3. Rasa takut itu lebih mendalam Iagi apabila seseorang di dalam arsitek sampai menduga bahwa konsultasi akan terjadi akan berakibat hilangnya kedudukannya arsitek bisa mengakibatkan seseorang kena rasionalisasi bentuk dirumahkan, diberhentikan hormat tidak atas permintaan sendiri dan atau bentuk pemutusan hubungan kerja lainnva.

4. Rasa takut lain yang mungkin bentuknya lebih lunak adalah ketakutan terhadap konsultasi struktural mungkin berakibat dipindahkannya seseorang kepada tugas lain yang, apabila sama sekali baru baginya, mengharuskannya belajar dari permulaan tentang seluk-beluk daripada tugas baru itu.

5. Jika konsultasi terjadi terdapat dalam bidang personal, rasa takut pun dapat timbul terutama apabila orang baru akan masuk terutama pada tingkat jabatan pimpinan yang mampunyai wewenang menentukan nasib seseorang belum dikenal oleh bersangkutan.

6. Rasa takut pun bisa timbul sebagai akibat daripada teknologi. Misalnya rencana arsitek untuk otomatisasi kegiatan tertentu. Maskipun keenam alasan timbulnya rasa takut itu sama sekali tidak bersifat melainkan sekedar ilustratif, kiranya memadai untuk membuktikan bahwa rasa takut merupaitan jalan satu masalah yang harus diatasi memberlakukan konsultasi dalam arsitek.
Penolakan.
Masalah kedua harus dihadapi dalam melakukan konsultasi adalah para karyawan menolak segala bentuk konsultasi kuhidupan organisaaional. Masalah ini bisa bersifat fatal apabila sikap yang ditunjukkan oleh para karyawan adalah sikap sifatnya apriori. Dikatakan fatal oleh karena sikap demikian akan sangat menyulitkan usaha mencari jalan keluarnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengamatan cermat tentang sikap para karyawan terhadap kemungkinan diberlakukannya konsultasi agar supaya terapi tepat dapat dirumuskan sedini mungkin.

Perubahan Tanpa Landasan Yang Kuat. Dalam hal seperti ini berlaku lagi benarnya telah disinggung permulaan bab ini bahwa konsultasi tidak boleh dilakukan demi konsultasi semata-mata, melainkan karena tidak ada jalan lain. Dalam hal keyakinan demikian itu telah ada, maka langkah-langkah telah dibahas bagian lain dari bab ini menjadi sangat relevan untuk diperhatikan dan diambil. Memang tidak mustahil terjadi bahwa pimpinan arsitek memperkenalkan konsultasi tanpa alasan-alasan yang kuat, baik alasan yang timbul di luar arsitek maupun di dalamnya. Keadaan demikian itu merupakan cermin dari kemajuan.
<< Back to Main Page
home   architecture   intro  architecture price   architecturearticles   architecture news   architecture gallery   interior   intro interior   interior price   interior articles   interior news   interior gallery   about us   company profile   why us   order procedure   faqs   contact us   english   send articles   articles   directory    category   link exchange    sitemap