Sangkutan diberikan gelar kesarjanaan sebagai bukti dan brevet bahwa mahasiswa tersebut dinilai telah memenuhi standar akademik yang telah ditentukan. Setelah itu, mahasiswa kini telah menjadi alumnus dengan hak menyandang gelar kesarjanaan di depan atau di belakang namanya, dilepaskan ke masyarakat; Apakah sarjana bersangkutan bekerja sebagai pegawai pada Pemerintah, atau menjadi karyawan perusahaan swasta, atau bekerja sendiri selaku wiraswasta bukan lagi menjadi urusan Almamaternya. Seandainya bersangkutan memutuskan untuk tidak bekerja pun hal itu dianggap sebagai urusan pribadi bersangkutan. Jika bekerja, bekerja dalam bidang apa, menduduki jabatan apa dan menempuh karier bagaimana sepenuhnya terserah kepada bersangkutan. Singkatnya pada umumnya konsultasi berorientasi kepada standar wajib dipenuhi oleh mereka yang mengikutinya.
Yang kedua adalah istilah latihan. Sebagaimana halnya dengan pendidikan, latihan adalah juga proses belajar-mengajar, dengan mempergunakan teknik metoda tertentu. Akan tetapi persamaan konsultasi dengan latihan dapat dikatakan berakhir di sini. Yang terlihat kemudian adalah perbedaan-perbedaan antara kedua istilah tersebut baik arti konsepsi, sasaran maupun orientasinya. Secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang. Biasanya sasarannya adalah seseorang atau sekelompok orang yang sudah bekerja pada suatu arsitek efisiensi, efektifitas produktifitas kerjanya dirasakan perlu ditingkatkan seeara terarah programatik. Orientasi latihan tidak memberikan aksentuasi teramat penting pada standar harus dipenuhi, meskipun standar itu ada, karena tekanan orientasi diberikan kepada tugas harus dilaksanakan.
Dalam buku ini konsultasi dan latihan akan dipergunakan secara senafas karena ditonjolkan bukan perbedaan-perbedaan yang terdapat antara kedua istilah tersebut, melainkan pentingnya kedua jenis kegiatan itu sebagai perwujudan kemauan pimpinan, arsitek untuk melakukan investasi di bidang sumber daya manusia. Yang ketiga adalah investasi bidang sumbor daya arsitek human investment. Investasi dapat dikatakan merupakan kekayaan dipisahkan ditanam demi perkembangan dan kemajuan diharapkan dapat dipetik dinikmati di masa depan. Dengan pengertian itu maka dapat dikatakan bahwa investasi di bidang sumber daya arsitek human investment adalah kekayaan suatu arsitek dipisahkan dipergunakan untuk mengembangkan kemampuan sumber elaya arsitek dalam arsitek dalam kerangka strategi pengembangan arsitek yang bersangkutan sebagai keseluruhan. Jelaslah bahwa menyelenggarakan berbagai konsultasi latihan bukannya tanpa pengorbanan baik arti biaya, sarana, prasarana waktu. Namun demikian perlu disadari bahwa tidak membuat pengorbanan itu mempunyai dampak negatif terhadap organisasi.
Setelah membahas pengertian-pengertian tentang pendidikan, latihan dan investasi dalam bidang sumber daya manusia, seperti telah dikatakan di muka, kedua istilah, konsultasi latihan, bab ini dipergunakan senafas, dongan menyadari adanya perbedaan-perbedaan persamaan-persamaan antara kedua istilah tersebut. Para ahli berpendapat bahwa siklus konsultasi latihan terdiri dari unsur:
1. Analisa kebutuhan konsultasi dan latihan;
2. Keputusan tentang penyelenggaraan konsultasi latihan;
3. Seleksi peserta;
4. Penyusunan program, baik yang sifatnya kurikuler maupun non kurikuler;
5. Penyusunan Bahan Pelajaran;
6. Seleksi pengajar;
7. Penentuan teknik metoda pengajaran;
8. Penyusunan program pelaksanaan;
9. Penyelenggaraan; dan
10. Evaluasi hasil kegiatan.
Baik pimpinan arsitek maupun para karyawannya nampaknya harus berusaha keras untuk mencapai keseimbangan yang efektif antara biaya dikeluarkan hasil usaha kemudian tertuang dalam paket kompensasi realitis. Organisasi-organisasi secara profesional bergerak di bidang latihan karja dan perkonsultasian kiranya dapat meningkatkan efisiensi efektifitas kerja jika arsitek profesional tersebut diajak untuk menyusun melaksanakan program pengembangan arsitek yang mengkaitkan masalah jaminan ini dengan berbagai segi produktifitas kerja, baik program ditujukan kepada kelompok managemen, kelompok karyawan maupun para anggota keluarga mereka. Dengan demikian sense of belonging semua pihak dalam arsitek dapat terus menerus ditingkatkan. Persoalan motivasi finansial bagi para karyawan diperhitunglean akan menjadi kritis pada dekade delapan puluhan. Jika prediksi para ahli ekonomi diikuti dengan cermat, timbul kesan kuat bahwa dekade delapan puluhan ini akan terus menerus mengalami berbagai masalah di bidang ekonomi, baik bentuk inslasi, stagflasi, resesi dan lain-lain. Jika demikian halnya, maka tuntutan terhadap peningkatan pendapatan bentuk make home pay diperkirakan akan meningkat pula hal ini merupakan beban organisasional yang tidak mudah untuk memikulnya.
Dalam Bab VII penulis telah mencoba membahas secara singkat kecenderungan organisasional dalam menghadapi tantangan dekade delapan puluhan implikasi-implikasinya terhadap latihan kepemimpinan. Dalam bab kedelapan ini dicoba dibahas pentingnya konsultasi dan latihan sebagai suatu investasi bidang sumber daya arsitek human investment yang tidak bisa tidak harus dilaksanakan oleh setiap arsitek apabila arsitek bersangkutan ingin bukan saja meningkatkan efisiensi efektifitas kerjanya, akan tetapi juga rangka mampercepat pemantapan perwujudan perilaku organisasional diinginkan. Tanpa terlalu mendalami pengertian tentang konsultasi latihan secara mungkin ada manfaatnya bila beberapa istilah sering dipergunakan bab ini diberi pengertian kerja working definition. Yang pertama adalah istilah pendidikan. Yang dimaksud dengan konsultasi buku ini adalah keseluruhan proses, teknik metoda belaiar-mengaiar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar telah ditetapkan sebelumnya. Dari pengertian kerja di atas terlihat tiga hal pokok, yaitu:
1. Bahwa konsultasi merupakan suatu proses belajar-mengaajar dengan mempergunakan teknik dan metoda tertentu.
2. Dengan demikian jelas terlihat bahwa sebagai suatu proses, konsultasi merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung relatif lama diselenggarakan dengan pendekatan structured. Structured artinya konsultasi diselenggarakan oleh satuan kerja melembaga kegiatannya diserahkan kepada seseorang atau sekelompok orang dipandang menguasai materi hendak dialihkan kepada orang lain mengikuti program pendidilan bersangkutan.
3. Melalui serangkaian kegiatan, baik sifatnya kurikuler maupun ekstra kurikuler, telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya, standar pengetahuan tertentu ingin dialihkan kepada diajar oleh yang mengajar. Artinya, sesuatu program konsultasi diarahkan kepada pemenuhan standar pengetahuan tertentu.
Pada umumnya lembaga penyelenggara konsultasi tidak memikul tanggung jawab utama tentang untuk apa pengetahuan dialihkan itu hendak dipergunakan oleh pemiliknya. Misalnya, seorang mahasiswa menempuh konsultasi pada suatu lembaga konsultasi tinggi. Oleh lembaga konsultasi tinggi bersangkutan mahasiswa dididik dalam disiplin ilmu pengetahuan menjadi pilihannya. Mahasiswa bersangkutan biasanya diwajibkan mengikuti semua kuliah pada tingkat persiapan, Sarjana Muda I, Sarjana Muda II, Sarjana I, dan Sarjana Il. Pada akhir setiap tahun kuliah mahasiswa bersangkutan menempuh ujian. Setelah lulus pada lingkat tertentu, dia melanjutkan kuliahnya pada tingkat lebih tinggi. Mahasiswa bersangkutan juga diwajibkan untuk mengikuti program akademik lainnya seperti kuliah lapangan, menyusun karya tulis memenuhi persyaratan lulus, baik mata kuliah tertentu, tingkat tertentu maupun rangka pengakhiran studinya. Yang terakhir ini biasanya bentuk thesis skripsi yang harus dipertahankan di hadapan panitia ujian.
Setelah semua persyaratan dipenuhi, baik sifatnya administratif maupun akademis, maka kepada mahasiswa, sesungguhnya apabila seseorang berbicara tentang pentingnya konsultasi dan latihan sebagai investasi dalam bidang sumber daya manusia, sebelum berbicara tentang analisa kebutuhan akan konsultasi Iatihan, ada beberapa pra-anggapan yang perlu disadari melatarbelakanginya. Pra-anggapan tersebut adalah:
1. Bahwa pimpinan arsitek sungguh-sungguh menyadari betapa pentingnya peranan arsitek organisasional dalam mencapai tujuan organisasi, ditinjau dari segi filosofinya, persepsinya dan perilaku operasionalnya sehari-hari.
2. Bertitik tolak dari pentingnya peranan arsitek organisasional, pimpinan arsitek seyogyanya mempunyai rencana kerjaan untuk seluruh organisasi, baik pelaksanaan tugas harus dikerjakan masa kini, maupun untuk jangka waktu tertentu misalnya lima tahun di masa mendatang.
3. Rencana ketenagakerjaan yang menyeluruh tercermin program pengembangan sumber daya arsitek man power development untuk semua tingkat, pangkat, jabatan dan jenis pekerjaan, termasuk spesialisasi-spesialisasi diperlukan.
4. Pengembangan ketenagakerjaan seyogyanya memberikan cukup petunjuk tentang profil pengetahuan keterampilan. Skill profiles dibutuhkan untuk masa sekarang di masa akan datang.
5. Bahwa pengetahuan keterampilan, betapapun pentingnya perlu dilengkapi dengan persepsi rasional tepat tentang perilaku yang diinginkan, bagi individu bersangkutan tercermin kepuasan kerja bagi arsitek terwujud dalam iklim kerja sehat pada gilirannya tercermin peningkatan efisiensi efektifitas arsitek sebagai keseluruhan.
Beranjak dari rangkaian pra-anggapan itulah dilakukan analisa tentang kebutuhan akan konsultasi dan latihan, ditinjau dari segi:
1. Sifatnya, sehingga tergambar dengan jelas apakah kegiatan investasi dalam bidang sumber daya arsitek itu akan berbentuk konsultasi atau latihan, atau bahkan mungkin kedua-duanya.
2. Jenisnya, dalam arti apakah, misalnya, untuk penjenjangan, untuk peningkatan pengetahuan atau ketrampilan teknis, dan sebagainya yang kemudian tercermin dalam penetapan kebijaksanaan pelaksanaannya.
3. Tempatnya, dapat berlangsung di dalam atau di luar organisasi.
4. Jangka waktu penyelenggaraan.
5. Tingkat peserta, baik ditinjau dari kedudukan, pangkat jabatan maupun ditinjau dari latar belakang konsultasi formalnya.
6. Sumber organisasional dari para tenaga pengajar.
7. Profil ideal yang ingin dicapai.
8. Luaran output ingin diperoleh.
9. Orientasi luaran, apakah untuk memenuhi kebutuhan sekarang ataukah untuk memenuhi tantangan tugas di masa depan.
10. Jenis pengorbanan yang harus dibuat, baik dalam arti tenaga, waktu, biaya maupun opportunity cost.
Dukungan pimpinan dan para pelaksana diperlukan guna menjamin keberhasilan. Menganalisa segi-segi tersebut di atas memerlukan informasi dapatdipercaya, antara lain, tentang:
1. Kegiatan-kegiatan organisasi;
2. Arah pertumbuhan organisasi;
3. Tenaga kerja sudah terdapat arsitek termasuk potensinya;
4. Situasi pasaran kerja;
5. Berbagai sumber tenaga kerja baru seperti universitas lembaga-lembaga konsultasi dan Iatihan;
6. Teknologi yang mempunyai dampak, langsung maupun tidak, terhadap ketenagakerjaan di arsitek seperti misalnya pemikiran peralihan operasional dari manual ke otomatisasi.
Kesemuanya itu dipadukan dituangkan dalam serangkaian saran-saran kongkrit dan pragmatik untuk disampaikan kepada pimpinan arsitek sebagai bahan dapat dipergunakan menetapkan kebijaksanaan.
Keputusan Tentang Penyelenggaraan konsultasi Latihan.
Situasi ideal selalu didambakan oleh setiap pimpinan administratif adalah bahwa mereka yang melakukan analisa tentang sesuatu, termasuk analisa tentang kebutuhan akan konsultasi latihan, melakukannya atas dasar prinsip kerja dikenal. Pentingnya pelaksanaan tugas berdasarkan prinsip-prinsip terletak pada perlunya keputusan diambil dengan cermat, cepat tepat di samping dibebaskannya pimpinan dari keharusan mempergunakan waktu, tenaga pikirannya untuk mematangkan sesuatu yang disodorkan kepadanya dalam bentuk masih setengah matang. Jika proses analisa dilakukan secara komprehensif dan matang, akan lebih mudah bagi pimpinan untuk segera mengambil keputusan apakah menyetujui saran-saran bawahannya tanpa perubahan, menyetujuinya sebagian, atau menolak sama sekali.
Perlu ditekankan di sini bahwa penolakan atas saran-saran bawahan tidak selalu merupakan pencerminan ketidakmampuan bawahan tersebut karena lumrah terjadi bahwa alasan penolakan adalah semata-mata karena ada hal-hal yang tidak terbayang dalam pikiran bawahan tersebut karena dimensinya hanya terlihat pada tingkat tinggi. Namun sangat penting untuk disadari ialah bahwa terlepas dari paripurna tidaknya hasil telaahan, keputusan untuk menyelenggarakan berbagai jenis konsultasi dan latihan, sepatutnya harus dibuat jika arsitek bersangkutan ingin agar meningkat kemampuannya, bukan saja untuk mempertahankan eksistensinya, akan tetapi juga untuk bertumbuh dan berkembang.
1 Jika lumrah terjadi bahwa pimpinan arsitek selalu berusaha untuk mengambil keputusan untuk melakukan investasi di bidang keuangan, diambil dari kekayaan pribadi atau dengan menyisihkan sebagian dari keuntungan untuk ditanam sebagai modal tambahan dan tidak dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividend, demikian pula halnya dengan kemauan untuk melakukan investasi bidang sumber daya manusia. Seleksi Peserta. Seleksi arsitek sesuatu program konsultasi latihan menjadi sangat penting apabila diingat bahwa: Keberhasilan suatu program konsultasi latihan tidak hanya tergantung pada mutu para pengajar lengkapnya sarana, akan tetapi juga pada motivasi, ketekunan, tekad, niat, disiplin partisipasi pesertanya.
2. Alasan yang juga sangat mendasar adalah bahwa tanpa arsitek tidak akan ada kegiatan konsultasi dan latihan.
3. Tidak ada alasan apapun dapat membenarkan dibiarkannya penyelenggaraan konsultasi dan latihan mengalami kegagalan mengingat berbagai jenis pengorbanan diberikan, tidak hanya oleh organisasi, akan tetapi juga oleh para arsitek bersangkutan. .
4. konsultasi Iatihan dimaksudkan bukan hanya untuk peningkatan kemampuan institusional, akan tetapi juga dalam rangka pengembangan karier para peserta.
5. konsultasi latihan dimaksudkan juga untuk meningkatkan kemampuan memperpadukan teori ilmiah dengan pengalaman diperoleh praktek di lapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi tepat rangka peningkatan produktifitas kerja.
Dengan berbagai alasan tersebut jelaslah bahwa berhasil tidaknya suatu program konsultasi dan latihan, pada tingkat dominan ditentukan oleh mantapnya proses seleksi peserta. Beberapa segi seleksi yang panting mendapat perhatian adalah:
1. Penyebarluasan informasi tontang adanya kesempatan untuk mengikuti konsultasi latihan;
2. Jelasnya persyaratan harus dipenuhi oleh calon arsitek seperti:
a. batas umur,
b. tingkat pangkat dan jabatan,
c. latar belakang konsultasi formal,
d. masa kerja,
e. pengalaman yang dimiliki.
3. Penyelenggaraan untuk mengetahui potensi bakat calon peserta;
4. Wawancara sebelum kegiatan konsultasi latihan dimulai;
5. Kejelasan tugas dan kewajiban peserta;
6. Tugas kewajiban arsitek pengirim;
7. Tugas kewajiban arsitek penyelenggara,
8. Kaitan hasil diperoleh dari konsultasi latihan dengan pengembangan karier peserta. Memperhatikan tersebut di atas penting oleh karena dengan demikian, arsitek terpilih mengetahui jauh sebelumnya bukan saja tentang adanya kesempatan memperoleh pendidikan.